KBMTV.ID | Kabar meninggalnya Rizal Ramli disampaikan pihak keluarga melalui pernyataan lewat pesan singkat pada Selasa (2/1/2024) malam. Lelaki yang lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954 menghembuskan nafas terkahir di usia 69 tahun.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kami segenap keluarga memohon maaf jika ada kesalahan beliau selama hidupnya,” bunyi pernyataan yang diterima KBMTV melalui pesan di grup WhatsApp..
Aktivis Mahasiswa
Rizal Ramli di dunia politik sudah berkiprah sebagai aktivis saat menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB), alumnus ITB tahun 1973.
Semasa kuliah, Rizal pernah menjadi Wakil Dewan Mahasiswa ITB yang membuat kampanye gerakan anti-kebodohan.
Kampanye itu ia buat usai menyaksikan kondisi anak Indonesia yang tak mampu sekolah karena ketimpangan ekonomi.
Kemudian Rizal berkesempatan untuk mengikuti short-course ke University Tokyo Jepang pada tahun 1975. Di negeri itu beliau melihat Jepang memiliki program wajib belajar, sehingga sumber daya manusianya sangat bagus.
Ia pernah dijebloskan ke Lapas Sukamiskin Bandung karena menginisiasi Buku Putih Perjuangan Mahasiswa Indonesia berisi kritik untuk rezim Orde Baru, serta terlibat dalam gerakan aksi mahasiswa pada 1978 yang menuntut demokrasi dan pembangunan ekonomi.
itu ditangkap bersama ratusan aktivis mahasiswa lainnya.
Pada tahun 1984, Rizal melanjutkan studi ke Boston University di Amerika Serikat dan menempuh pendidikan hingga jenjang doktoral di sana hingga lulus pada tahun 1990.
Sekembalinya Rizal ke tanah air, ia dan teman-temannya alumni ITB dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan lembaga think thank Econit Advisory Group.
Analisis tajam Rizal terkait ekonomi membuat dirinya menjadi salah satu ekonom Indonesia yang diperhitungkan.
Prof. Dr. Ir. H. Rizal Ramli, M.A. adalah ekonom senior dan tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia era 1977/78.
Karier Politik
Ketika Orde Baru memasuki babak akhir, Presiden BJ Habibie memintanya untuk menjadi menteri, namun ia menolak.
Namun ketika Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Presiden, Rizal menerima tawaran jabatan sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) pada tahun 2000 menggantikan Pjs. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla.
Kemudian Gus Dur mengangkat Rizal sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK).
Saat menjadi menteri sekaligus Ketua KKSK, Rizal berhasil mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan di Tanah Air berkurang hingga sebesar sepuluh juta dalam dua tahun.
Gus Dur kemudian mengangkat Rizal sebagai Menteri Keuangan. Namun, ia menempati jabatan tersebut sangat singkat dari bulan Juli hingga Agustus 2001, karena jatuhnya pemerintahan Presiden Gusdur.
Usai berhenti menjadi menteri, Rizal Ramli ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan BUMN.
Rizal Ramli ditunjuk menjadi komisaris utama di Bank BNI.
Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, sekali lagi Rizal Ramli dipercaya menjadi Menko Kemaritiman pada Agustus 2015.
Sikap kritis Rizal Ramli terhadap kebijakan pemerintah, membuat posisinya diganti oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Pada Juli 2016, Rizal Ramli melepas jabatannya sebagai Menko Kemaritiman.
Ia kemudian menjadi dosen pengajar Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.[]