KBMTV.ID | Film animasi Jumbo tembus tujuh juta penonton per Sabtu (26/4/2025) selama penayangannya dalam empat minggu di bioskop Indonesia, sekaligus menduduki tiga film terlaris sepanjang masa.
Posisi Jumbo ini manapak dalam jajaran “Top 3 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa”.
Dengan raihan angka fantastis ini, Jumbo kini berdiri sejajar dengan dua film Indonesia lainnya yang sebelumnya telah menembus angka 7 juta penonton, yakni KKN di Desa Penari (2022) dan Agak Laen (2024).
Film yang disutradarai Ryan Adriandhy, diproduseri Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari, serta melibatkan lebih 400 animator di Indonesia itu melampaui pencapaian Si Juki the Movie pada 2017.
Kendati demikian, film Jumbo juga menauai kritikan dari warganet yang lain, dari ulasan film Jumbo di Google, seorang pengulas menuliskan film ini “Sangat buruk, tidak mencerminkan film ksatria pada anak-anak.”
“Don sebagai jumbo memiliki karakter serakah, tidak empati, tidak menepati janji, dan egois mementingkan diri sendiri, di mana ini tidak baik di konsumsi anak-anak, terlebih Don sebagai pemeran utama. Dan tidak relevan ada setan-setan yang harus bantu, ini tidak mendidik anak-anak,” tulisan ulasan tersebut.
Selain itu ada juga yang menuliskan opini dalam ulasan di Google.
“Secara visual bagus bgt, tp jalan cerita tidak rekomen untuk anak2 kami yg usia di bawah 11 thn, yg 8thn malam itu gak bisa tidur, kebayang hantu orangtua (ibu bapak meri) yang lehernya di jerat tali dan mata merah kejar2 don dkk,” tulis ulasannya.
“Selain horor, juga mengandung unsur kekerasan, saat kaki abang nya atta yang cedera dan di perban malah di injak sama pak kades, mistis penangkapan roh yg di lakukan untuk balas dendam, sepertinya jauh dari budaya Indonesia,” lanjut ulasan itu.
Ia juga memberi ulasan karaketer kepala desa yang tidak cocok ntuk tontonan anak-anak.
“Beberapa bagian berat untuk anak-anak pahami, tiga sekawan jumbo, mae dan nurman sesama anak yatim piatu dan perilaku kades yg nampak baik, melindungi, suka membantu, ternyata jahat/rada phsyco,” tulisnya.
Pemberi ulasan itu juga memberi masukan untuk golongan usia penonton.
“Sebaiknya bujan di cantumkan untuk SU (segala umur), 10+ mungkin lebih bisa ngerti ceritanya. Kalau cerita di batasi dgn konflik don di anggap remeh sampai bantu meri tanpa mempertontonkan horor hantu orangtuanya dan perilaku pak kades yg rada psyco, akan lebih baik dan bisa untuk SU,” lanjutnya.
Ia pun berharap film Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya.
“Semoga kedepan film indonesia lebih baik dan lebih banyak hikmah serta ajakan untuk terus optimis, berbuat baik dan ada konsekuensi dalam setiap perbuatan, baik dan buruk. Semangat.”
Film Jumbo yang berdurasi 1 jam 48 menit pertama kali dirilis pada 31 Maret 2025 di bioskop Indonesia, masih bertahan penayangannya di berbagai jaringan bioskop selama empat minggu.
Jumbo produksi Visinema meraup pendapatan US$8 juta (sekitar Rp134 milar), menjadikannya sebagai film animasi terlaris se-Asia Tenggara
Selama 23 hari penayangan, Jumbo bahkan menambah jumlah layar sebanyak 1.109 di bioskop seluruh Indonesia serta mencatat 4.200 pertunjukan ludes terjual.
Sebelumnya, pada pekan pertama penayangan, sejak tayang perdana 31 Maret 2025, Jumbo sudah meraup satu juta penonton.
Beberapa artis penyanyi seperti Bunga Citra Lestari (ibu Don), Ariel Noah (aya Don), Prince Poetiray pemeran Don dan Den Bagus Satrio pemeran Don usia 4 tahun, juga sederet artis ternama lainnya.
didukung oleh pengisi suara seperti ini bahkan berhasil melampaui capaian sejumlah film animasi Hollywood di pasar Indonesia, seperti Minions: The Rise of Gru (2022) dengan 2,5 juta penonton dan Moana 2 (2024) dengan 3,1 juta penonton. Jumbo kini juga melampaui rekor Frozen II (2019) yang sebelumnya menjadi film animasi terlaris di Indonesia dengan pencapaian lebih dari 4,6 juta penonton, menurut data Cinepoint.[]
