KBMTV.ID | Pemerintah Kota Bekasi telah merancang sejumlah strategi pemenuhan hak disabilitas di dunia ketenagakerjaan, melalui komitmen pemberdayaan untuk bisa bekerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi, Zarkasih, Kamis di kutip Kamis (31/11/2024), mengungkapkan komitmen pemerintah pemerintah Kota Bekasi.
“(Komitemen) saat ini kita untuk memberdayakan teman-teman disabilitas untuk bisa bekerja, karena mereka mempunyai hak yang sama,” kata Zarkasih.
Ia berharap Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah pusat atau provinsi memberikan pelatihan. Khusunya bagi para penyandang Disabilitas di Kota Bekasi.
“Di Kota Bekasi ada dua BLK, satunya punya provinsi satunya punya pusat. Nah maunya kami mereka buat pelatihan untuk disabilitas karena belum pernah,” terang Zarkasi.
Menurutnya, peran BLK baik milik provinsi atau pusat sangat dibutuhkan. Mengingat secara kemampuan mereka mumpuni.
“Kalau mereka ini kan kemampuannya ada, dana dan anggaranya juga besar. Makanya kita dorong mereka membuat pelatihan bagi penyandang disabilitas,” kata dia.
Dengan peran serta BLK provinsi atau pusat diharapkan bisa menjadi solusi bagi para penyandang disabilitas. Sehingga para penyandang disabilitas punya skil dan ketrampilan.
“Ya kalau banyak pelatihan bagi penyandang disabilitas ini kan bagus. Bisa membuat mereka punya skil yang bermanfaat, baik untuk mereka bekerja atau membuka usaha,” ujarnya.
Sebelumnya, dukungan dalam bentuk pelatihan kerja ini diakui menjadi kebutuhan oleh Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Bekasi. Setidaknya ada 2.500 penyandang disabilitas anggota PPDI di Kota Bekasi.
“(Komitemen) saat ini kita untuk memberdayakan teman-teman disabilitas untuk bisa bekerja, karena mereka mempunyai hak yang sama,” kata Zarkasih.
Pekerjakan Disabilitas
Pemantauan Disnaker, sejumlah perusahaan sudah mempekerjakan penyandang disabilitas, meskipun jumlahnya masih relatif sedikit. Diantaranya perusahaan pengembang properti dan otomotif.
Penyandang disabilitas yang telah dipekerjakan juga bervariasi sesuai kebutuhan dan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Beberapa diantaranya di pekerjakan sebagai office boy (OB) hingga perakit kerajinan tangan.
“Alhamdulillah, memang belum sepenuhnya. Tapi bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Berharap kedepan teman-teman perusahaan ini mau mempekerjakan mereka,” jelas Zarkasih.
Sejumlah tantangan harus dihadapi dalam pelaksanaannya, dimulai dari permintaan tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.
Pihaknya mendorong agar para penyandang disabilitas mau membuka diri dan berani berkompetisi. Sejumlah program pelatihan juga tengah dirancang untuk tahun 2025 mendatang, salah satunya di sektor digital yang dinilai menjanjikan saat ini.[]