KBMTV.ID – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengancam pihaknya akan melakukan mogok nasional pada Desember mendatang.
“Mogok kami rancang dan akan diumumkan resmi diikuti 3-5 juta buruh, supir, dan kelompok gerakan sosial lainnya,” kata dia di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (12/10).
Iqbal mengatakan pihaknya membawa enam tuntutan dalam aksi hari ini, Rabu (12/10). Beberapa di antaranya menolak kenaikan harga BBM, menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, hingga menuntut kenaikan UMP 2023.
Massa aksi dari aliansi buruh mengeluhkan angka inflasi yang dirasakan lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah Joko Widodo.
Iqbal menilai kenaikan harga BBM sangat berdampak pada hidup kelompok masyarakat menengah ke bawah. Menurutnya, proyeksi inflasi 6,5 persen pada faktanya berkali-kali lipat bagi masyarakat.
Menurut Iqbal, kenaikan harga BBM berdampak pada harga pangan, transportasi, hingga ongkos sewa rumah.
Di kelompok kelas menengah bawah, jelas Said, terdapat tiga kategori hal yang dikonsumsi.
“Satu inflasi makanan jadi inflasi umumnya 6,5 persen. Tapi inflasi makanan, Litbang Partai Buruh sudah menghitung 15 persen. Buruh dan kelompok kelas pekerja membayar mahal dua kali lipat dari harga inflasi,” jelas Said.
Kemudian, inflasi transportasi. Ia menyebut masyarakat biasanya merogoh kocek Rp4ribu untuk sekali perjalanan menggunakan angkutan umum (angkot). Namun kini, mesti menambah Rp2ribu. Artinya, inflasi naik 50 persen atau 8 kali lipat dari inflasi umum.
“Kelompok ketiga adalah perumahan, sekarang naik Rp50 ribu dari rata-rata ongkos sewa rumah 500 ribu. Berarti naik 10 persen atau dua kali lipat dari inflasi umum. Urutan kelompok kelas pekerja terpuruk miskin, daya beli turun 30 persen akibat kenaikan harga BBM,” tandasnya.[]