KBMTV ID

Lima Warisan Kesenian Tradisional Indonesia yang Mendunia

Saman
Tarian Saman yang sedang melakukan pementasan di mancanegara

KBMTV.ID – Warisan budaya nusantara selain penutur bahasa dari beragam suku, juga mewarisi ragam tari-tarian, makanan, nilai-nilai, norma sosial dan banyak budaya kehidupan sehari-hari.

Bahkan seni budaya nusantara seperti tari-tarian kini telah mendunia, keunikan serta iringan musik tradisional yang unik menjadi magnet bagi masyarakat internasional ingin mengenalnya.

Bahkan tidak sedikit para penari yang sudah ahli menjadi pengajar atau pelatih tari di mancanegara,  karena peminat tarian etnik khas Indonesia menarik bagi masyarakat di sana.

Berikut ini lima tarian khas nusantara yang sudah mendunia berdasar penelusuran KBMTV.ID dari berbagai sumber.

1. Tari Saman

Aceh memiliki warisan tarian yang sudah sangat terkenal di Indonesia, sekolah-sekolah di Indonesia sudah memperkenalkannya kepada para pelajar.

Saman
Tarian Saman asal Aceh

Tarian yang berasal dari dataran tinggi Gayo ini menggunakan syair lagunya berbahasa Arab dan Aceh.

Salah satu ulama besar Syech Saman membuat karya tarian Saman yang biasanya dipertunjukkan pada saat memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Beberapa literatur menyatakan Syekh Saman yaitu seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo di Aceh Tenggara.  

UNESCO oada 24 November 2011 menetapkan sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda  pada 24.

Pada pembukaan tari Saman biasanya tampilan pembuka adalah para pemuka adat atau seorang tua cerdik pandai. Tokoh ini mewakili masyarakat setempat memberikan nasihat-nasihat yang bemanfaat kepada para penonton dan pemainnya.

Syair dan lagu pengungkapannya secara bersama-sama dan berkesinambungan. Penari Saman biasanya terdiri dari pria-pria muda yang menggunakan pakaian adat.

Penyajian tarian ini juga kemudian hari menjadi ajang untuk pertandingan antar grup dan grup tamu.

Penilaian pada Tari Saman menitikberatkan pada kemampuan setiap grup dalam mengikuti berbagai gerakan. Langgam dan bentuk tarian bisa dikreasikan menyesuaikan lagu syair dari antar masing-masing grup yang bertanding.

2. Tari Jaipong (Jawa Barat)

Seni tari Jaipong merupakan salah satu warisan seni tari dari Jawa Barat dan menjadi tari tradisional Indonesia yang populer. 

Kemunculan seni Jaipongan berasal dari Karawang, melalui proses kreatif dari tangan dingin H. Suanda sekitar tahun 1976.

Jaipong
Tarian Jaipong yang ternyata asal dari Karawang Jawa Barat

Tarian Jaipong merupakan sebuah garapan yang menggabungkan beragam elemen seni tradisi Karawang, seperti: pencak silat, wayang golek, topeng banjet, Ketuk Tilu, dan sebagainya.

Sejak tahun 1976, seni Jaipongan mulai tumbuh pesat yang ditandai dengan diterbitkannya kaset rekaman Jaipongan SUANDA GROUP secara independen (tanpa label) yang mendistribusikannya secara swadaya untuk wilayah Karawang dan sekitarnya.

Tarian ini merupakan ciri khas dari gaya tari Jaipong Kaleran. Ini termasuk humanisme, main-main, antusiasme, erotisme, kesederhanaan dan spontanitas. Ciri khas tari Jaipong tercermin dalam penyajian tarinya. Ada juga pola yang memberi pola atau pola Ibing. 

Sejak itu, Tari Jaipong telah menjadi sebuah seni hiburan alternatif dari kesenian yang telah tumbuh lebih dulu, seperti: pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, tarling, dan wayang golek.

Karya seni Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah Tari Daun Pulus Keser Bojong dan Taru Rendeng Bojong. Kedua tarian ini merupakan jenis tari putri dan berpasangan putra-putri.

Melalui tari-tarian tersebut, muncul sejumlah nama penari Jaipongan handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi.

3. Tari Kecak (Bali)

Tarian Kecak merupakan salah satu warisan etnik dari pulau dewata Bali, nama tari Kecak juga sebutannya tari Cak.

kecak
Tarian Kecak asal Pulau Dewata Bali

Kesenian ini jadi pertunjukan hiburan massal yang menggambarkan seni peran atau drama yang tidak diiringi oleh alat musik atau gamelan.

Sekelompok paduan suara laki-laki yang berjumlah sekitar 50 sampai 150 orang berbaris melingkar dan memakai kain penutup kotak-kotak.

Konon para penari ini mengalami kerasukan roh halus saat melakukannya, dan tarian ini sakral karena adanya penari diyakini memiliki kekebalan dan mempan terbakar api.

Wayan Limbak pertama kali menciptakan gerakan dan langgam Tari Kecak pada tahun 1930. Ia telah mempopulerkan seni ini ke mancanegara dengan bantuan Walter Spies, pelukis asal Jerman.

Keunikan seni ini terletak pada iringan tarian itu sendiri, para penari laki-laki yang menari meneriakkan kata ‘cak cak cak’.

Kecak menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Gerakan tangan para penari ketika menari berasal dari sebuah cerita Ramayana. Lebih tepatnya menceritakan tentang Rahwana  yang menculik Dewi Shinta ketika Rama sedang berburu di hutan.

Pada tarian ini, mempertunjukkan kisah penculikan Dewi Shinta hingga pembebasannya sampai akhir cerita.

4. Tari Piring

Tarian asal Sumatera Barat ini sudah menjadi seni yang mendunia, bahkan pada tahun 2021 memecahkan rekor Muri dengan peserta tari sebanyak 9.000 penari. Penari sebanyak itu berasal dari pelajar dan TP PKK se- Tanahdatar pada Festival Pesona Budaya Minangkabau, 13 November 2021.

tari Piring
Tarian Piring Asal Sumatera Barat

Tari Piring berkembang hingga zaman Sriwijaya, selain itu  dipercaya sudah ada ada sejak 800 tahun yang lalu di kepulauan Maluku.

Namun menurut laman Kemendikbud, Tari Piring sudah ada sejak abad ke-12. Saat itu, masyarakat Minangkabau masih menyembah dewa-dewa.

Awalnya, tari piring ini sebagai media pemujaan masyarakat Minangkabau terhadap Dewi Padi atas hasil panen.

Namun, kedatangan agama Islam membawa perubahan pada kepercayaan dan konsep tari ini. Kini tari piring tidak lagi untuk persembahan kepada dewa-dewa, tetapi justru sebagai sarana hiburan seperti acara pernikahan atau upacara adat.

Ciri khas dari tari piring adalah para penari membawa piring di kedua tangannya, dengan permukaan piring menghadap ke luar.

Seni tari ini gerakannya dinamis, lincah, energik dan bahkan terkesan akrobatik karena sering menampilkan gerakan-gerakan yang sulit.

Mengutip dalam buku ‘Seni dan Budaya’ karya Harry Sulastianto, dkk, gerakan-gerakan yang terdapat dalam Tari Piring antara lain gerak batanam (bertanam), gerak manyabik (menyabit), gerak mengirik (mengirik padi), dan gerak baguliang (berguling).

Gerakan-gerakan tersebut merupakan gambaran peristiwa kegiatan masyarakat dalam bekerja.

Musik tradisional mengiringi tari piring yang disebut talempong. Musik talempong terdiri atas enam buah talempong, satu buah gong kecil, satu buah tambua, satu buah botol dan sejenis kerincing.

Alat-alat tersebut dibunyikan dengan cara dipukul dengan alat pemukul yang disebut panokok, kecuali tambua yang dipukul dengan tangan dan kerincing yang dipukulkan ke tangan.

Kesenian yang mulanya bernama “Barongan” ini, dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali. Maka, tidak mengherankan jika kesenian reog mirip dengan kesenian barong di Bali.

Pementasan reog mulai muncul sejak tahun 1920 hingga saat ini. Namun, pada zaman pemerintah kolonial Belanda dan Penjajahan Jepang, reog dianggap sebagai kesenian yang merugikan hingga dilarang karena dianggap dapat memobilisasi massa. Eksistensinya yang mengandung nilai-nilai historis, filosofis, religious, kreatif, dan edukatif menjadikan reog sebagai hiburan rakyat yang lagendaris.

5. Reog Ponorogo

Kesenian yang mulanya bernama “Barongan” ini, adalah Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali yang memperkenalkannya. Maka, tidak mengherankan jika kesenian reog mirip dengan kesenian barong di Bali.

reog
Tarian Reog asal Ponorogo

Pementasan Reog mulai muncul sejak tahun 1920 hingga saat ini. Namun, pada zaman pemerintah kolonial Belanda dan Penjajahan Jepang, reog sebagai kesenian yang merugikan hingga kedua negara penjajah itu melarang pementasannya,  karena dianggap dapat memobilisasi massa.

Kendati demikian, eksistensi  Reog yang mengandung nilai-nilai historis, filosofis, religious, kreatif dan edukatif menjadikan Reog sebagai hiburan rakyat yang lagendaris.

Ada lima versi cerita yang berkembang namun yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu.

Mengisahkan bahwa Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabumi pada abad ke-15.

Ia melakukan pemberontakan karena murka akan pemerintahan raja yang korup dan terpengaruh kuat dari istri raja Majapahit yang berasal dari Cina.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri.

Namun sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka ia membuat pertunjukan seni Reog yang merupakan sindiran kepada raja Kertabumi dan kerajaannya.

Tokoh di Tarian Reog Ponorogo ialah Jathil, Warok, Barongan (Dadak Merak), Klono Sewandono, Bujang Ganong (Ganongan).

Tokoh ini lah yang menjadikan Inspirasi pada Tarian Reog Ponorogo.[]