KBMTV.ID | Militer Israel telah menangkap Ahed Tamimi, seorang akvitis Palestina berusia 22 tahun. Pasukan Israel menangkap Ahed di desa Nabi Saleh, Tepi Barat (West Bank), Senin (6/11/2023) waktu setempat.
Mengutip dari Reuters, “(Ahed) diduga menghasut kekerasan dan menyerukan kegiatan aktivitas teroris,” kata militer Israel, Selasa (7/11/2023).
Nariman Tamimi, ibunya Ahed mengatakan lebih dari selusin tentara Israel memasuki rumah mereka semalaman dan menangkap putrinya. Ia juga membantah klaim Ahed menghasut kekerasan dan mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada postingan Instagram palsu.
Sementara itu berbagai media Israel sebelumnya menerbitkan tangkapan layar yang tampak seperti unggahan Instagram oleh sebuah akun dengan nama dan gambar Ahed. Teks tersebut mengancam akan “membantai” pemukim Israel di Tepi Barat.
Namun media saat ini tidak dapat mengotentifikasi akun instagram dengan akun pengguna “ahed_tamimi15″ untuk unggahan gambar tersebut secara independen. Pihak militer tidak mengomentari gambar tersebut.
Pejuang Wanita Palestina
Ahed Tamimi, terkenal pada saat berusa 14 tahun terekam gambar sedang menggigit seorang tentara Israel yang mendorong saudara laki-lakinya berusia 12 tahun hingga jatuh ke atas batu.
Rekaman gambar tersebut membuatnya terkenal di dunia sebagai warga palestina di Tepi Barat, sebagai ikon perlawanan pendudukan Israel di Palestina.
Pada tahun 2017 militer Israel menangkapnya. Saat itu ia berusia 16 tahun, karena menampar dan menendang dua tentara Israel yang berada di halaman rumah keluarganya setelah menyuruh mereka pergi.
Ibunya merekam kejadian tersebut dan kemudian videonya menjadi viral.
Beberapa hari kemudian, pada malam hari, kamera milik tentara Israel mendokumentasikan tentara memasuki rumahnya, memborgol dan menangkap Ahed.
Setelah penangkapan itu ia diinterogasi dan ditahan selama tiga bulan, kemudian Ahed mendapat vonis hukuman delapan bulan penjara sebagai tahanan politik.
Selain iut, ibunya juga ikut dipenjara tetapi tidak pernah dituntut.
Akibat penangkapan Ahed, ia mendapatkan dukungan dari masyarakat dunia karena menyuarakan kehidupan penindasan yang dialami warga Palestina. Belum lama ini Ahed telah menerbitkan buku berjudul ‘They Call Me a Lioness’.
“Kami berharap generasi ini akan lebih kuat dari kami, dan dapat mengambil alih bendera kami dengan kekuatan yang lebih besar dan perlawanan yang lebih serius untuk mengakhiri pendudukan (Israel),” kata ayah Ahed, Bassem Tamimi, yang juga seorang aktivis Palestina.[]