KBMTV ID

WHO: 600 Pasien termasuk 36 Bayi Masih Terjebak Di Rumah Sakit Al Shifa Gaza

Abdallah el Houssar memeriksa kondisi pasien di rumah sakit Al Shifa Jalur Gaza Setelah pengemboman oleh Israel | ABC

KBMTV | WHO menyebut kondisi yang sangat memprihatinkan masih terus berlangsung di Rumah Sakit Al Shifa Jalur Gaza, kendala logistik, pasokan listrik, bahan bakar untuk ambulans.

Pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (16/11/2023) mengatakan PBB sedang mencari cara untuk mengevakuasi rumah sakit Al Shifa di Gaza.

Direktur Kedaruratan Regional WHO, Rick Brenan di Yerusalem kepada Reuters mengatakan salah satu kendala Bulan Sabit Merah Palestina kekurangan bahan bakar ambulans untuk mengevakuasi pasien, selain ambulan yang tersedia tidak mencukupi.

“Kondisi ini terjadi setelah pasukan Israel minggu ini melakukan pengepungan selama selama berhari-hari,” kata Brennan.

“Kami sedang mempertimbangkan kemungkinan evakuasi medis secara penuh, namun ada banyak kekhawatiran mengenai keamanan, ada banyak kendala logistik. Pilihan kami agak terbatas, namun kami berharap mendapatkan kabar yang lebih baik dalam 24 jam ke depan. ” ujar Brenan.

“Mereka yang mendapat prioritas dalam evakuasi termasuk bayi yang sakit kritis dan 36 bayi baru lahir yang kehilangan akses ke inkubator karena tidak ada bahan bakar untuk listrik,” lanjutnya.

Baca: Pemerintah Gaza: Israel Sebarkan Berita Bohong Untuk Menyerang Rumah Sakit

WHO mengatakan masih ada sekitar 600 pasien termasuk 27 orang dalam kondisi kritis di rumah sakit Shifa.

Rumah sakit dan negara lain bisa menerima lebih banyak pasien, kata juru bicara WHO. Beberapa negara dapat merawat mereka yang memiliki kondisi parah seperti kanker, serta mereka yang terluka dalam pemboman tersebut.

Evakuasi Ke Mesir

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan pada sebuah pengarahan di Kairo bahwa upaya untuk memberikan bantuan medis bagi warga Palestina dari Jalur Gaza harus dipusatkan di daerah sekitar pantai yang saat ini terkepung Israel.

Namun ia tidak menampik untuk memberikan dukungan perawatan bila Mesir memiliki akses ke rumah sakit Al Shifa.

“Namun jika kami memiliki kemampuan untuk merawat orang-orang ini di rumah sakit Al Shifa, kami tidak akan ragu melakukannya,” kata Shoukry.

Evakuasi pertama pasien dari Gaza ke rumah sakit di luar Mesir terjadi pada hari Rabu (8/11/2023), ketika 27 pasien kanker diterbangkan ke Turki dari Al Arish.

Risiko insiden keamanan selama evakuasi medis di Gaza masih tinggi, kata juru bicara ICRC. Dia mengatakan konvoi medis ICRC yang mengantarkan pekan lalu pengiriman bantuan ke beberapa rumah sakit di Gaza telah mendapat serangan dari pasukan Israel.[]

Berita Terkait