KBMTV ID

Air Laut Merembes Rugikan Pertanian Vietnam Rp 44 Triliun

Dampak perubahan iklim yang berimbas pada naiknya permukaan air luat menyebabkan pertanian Vietnam akan rugi puluhan triliun. | Foto: Open Development Vietnam

KBMTV.ID | Merembesnya air asin yang berasal dari kenaikan air muka laut akan merugikan Vietnam sekitar Rp 44 triliun per tahun.

“Kerugian panen yang diakibatkannya dapat mencapai 70 triliun dong (Rp 44 triliun),” mengutip media pemerintah Vietnam, VnExpress.  Laporan berdasarkan hasil penelitian baru dari Institut Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Air Vietnam yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup negara tersebut.

Penelitian ini menemukan bahwa daerah yang paling terdampak adalah Provinsi Ca Mau di bagian paling selatan, karena akan kehilangan sekitar 665 juta dolar AS.

Selain itu di Provinsi Ben Tre juga akan mengalami kerugian sekitar 472 juta dollar AS.

“Dengan skenario saat ini, pohon buah-buahan menyumbang 29 persen dari kerusakan di Delta Mekong, sementara tanaman pangan menyumbang 27 persen, dan padi menyumbang hampir 14 persen,” ungkap temuan penelitian yang dipresentasikan di sebuah konferensi tentang pengelolaan sumber daya air pada Jumat (15/3/2024).

Kerusakan tersebut kemungkinan besar akan berpusat di wilayah Delta Mekong, yang dikenal sebagai “mangkuk nasi Vietnam” karena menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi puluhan juta orang.

Tingkat air asin seringkali lebih tinggi di musim kemarau, tetapi kini kian meningkat karena naiknya permukaan air laut, kekeringan, fluktuasi pasang surut air laut, dan kurangnya air tawar di bagian hulu.

Sedangkan, industri perikanan menyumbang 30 persen, setara dengan lebih dari 21.000 miliar dong. Sementara, kerugian yang lebih besar diperkirakan akan terjadi di wilayah ini di masa depan, yaitu lebih dari 3,1 miliar dollar AS.

Intrusi Air Laut

Melansir AFP, pada awal bulan Maret 2024 ini, Departemen Sumber Daya Air Vietnam memperingatkan bahwa intrusi air laut dapat berdampak pada sekitar 80.000 hektar lahan pertanian padi dan buah-buahan di Delta Mekong.

Intrusi garam di daerah tersebut antara tahun 2023-2024 lebih tinggi dari rata-rata, menurut Pusat Nasional untuk Prakiraan Hidrometeorologi. Delta ini mengalami gelombang panas yang sangat panjang pada bulan Februari, yang menyebabkan kekeringan di beberapa daerah dan rendahnya permukaan air di kanal-kanal di wilayah tersebut.[]