KBMTV ID

Demi Keutuhan Partai, Airlangga Mundur Dari Ketum Golkar

Airlangga Hartono | Foto: dok

KBMTV.ID | Kabar isu Airlangga Hartono mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Golkar sejak sabtu malam, akhirnya kabar tersebut mendapat kepastian.

“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat maka dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim dan atas petunjuk Tuhan yang maha besar, maka dengan ini menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” ungkap Airlangga dalam video yang diterima media, Minggu (11/8/2024).

Ia mengatakan pengunduran diri terhitung sejak Sabtu malam (10/8/2024). Dia pun menegaskan DPP Partai Golkar akan menyiapkan mekanisme organisasi sesuai ketentuan AD/ART.

Selain itu Airlangga juga menyebut sejumlah kontribusi Golkar dalam pemenangan pasangan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumin Raka pada pemilihan presiden2024.

Dinamika Politik Partai

Isu  Airlangga mundur tak lepas dari situasi politik yang makin dinamis menjelang pendaftaran calon-calon untuk maju di Pilkada 27 Agustus mendatang. Bahkan dinamika ini bisa berimbas pada pimpinan partai politik partai.

Isu terdongkelnya ketua umum partai politik dampak dari negosiasi-negosiasi Pilkada, ternyata juga terjadi parpol lain. Isu mundurnya Airlangga pada sabtu malam ini juga sangat mengejutkan.

Dinamika terbaru, ‘terjegalnya’ Anies Baswedan untuk mendapatkan tiket Pilkada Jakarta. Anies yang awalnya mendapat sinyal dukungan tiga partai politik, yaitu Nasdem, PKS, dan PKB, ternyata lambat laun sinyalnya melemah dan menghilang.

Nasdem dan PKB juga memberi sinyal lebih dulu untuk bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran. Bahkan untuk PKB, bila tetap mendukung Anies di Jakarta, Muhaimin Iskandar akan terdongkel dari kursi ketua umum, yang telah dia duduki bertahun-tahun.

Selain itu PKS yang diyakini akan tetap mengusung Anies, akhirnya memberi sinyal kuat akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Dampak dari ini, di Pilkada Jakarta, PKS akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendukung Ridwan Kamil.

Namun sinyal PKS ini bertolak belakang dengan keinginan massa dan simpatisan PKS di Jakarta yang tetap mendukung Anies.

Dalam mendukung Ridwan Kamil, PKS diberi jatah wakil gubernur. Nama yang sudah disepakati koalisi adalah Suswono, mantan Menteri Pertanian era SBY.

Negosisasi Alot

Sejumlah Pemilihan Gubernur yang selama ini menjadi negosiasi alot di antara Koalisi Indonesia Maju (KIM), sudah terlihat.

Pilkada Jawa Barat, Pilkada Jakarta, dan Pilkada Banten, yang paling menarik. Sebab, para tokoh yang memiliki survei tinggi di tiga provinsi itu tidak dipilih KIM.

Antara lain, Pilkada Sumut yang sudah pasti mengusung menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. Pilkada Jawa Barat yang mengusung Dedi Mulyadi, Pilkada Banten yang mengusung Andra Sony. Pilkada Jakarta yang mengusung Ridwan Kamil, dan Pilkada Jawa Tengah yang akan mengusung Ahmad Luthfi.

Airin Rachmi Diany yang memiliki elektabilitas paling tinggi di Banten tidak dipilih Gerindra cs. Hingga sekarang belum diketahui nasibnya apakah bisa mendapatkan tiket calon gubernur Banten atau tidak. Padahal Airin adalah ketua TKD Prabowo-Gibran Banten.

Sementara Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas paling tinggi di Jakarta tidak bisa mendapatkan tiket. Anies yang memberikan efek signifikan pada perolehan suara PKS, Nasdem, dan PKB, dalam Pemilu lalu, akhirnya ditinggalkan mereka dalam Pilkada Jakarta.[]

Berita Terkait