KBMTV.ID | Siswa SMK PIKA Semarang Ibadah ternyata membuat Kursi Misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 ternyata memberikan kebanggaan tersendiri bagi salah satu SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kepala SMK PIKA, FX Martono menjelaskan, pesanan kursi untuk Paus Fransiskus berawal sejak 3 Februari 2024 lalu. Saat itu, ia menerima pesan dari Paroki Gereja Katedral Jakarta tentang kesiapan SMP PIKA dalam membuat kursi khusus.
Menerima kabar itu, Martono langsung menyanggupinya. Ia bahkan siap menjadi quality control (QC) selama proses pengerjaan.
“Kami kemudian menggambar 2 desain kursi. Ukurannya sudah ada dari panitia, tinggi harus berapa, lebar berapa, tapi sisi bentuk kami boleh eksplor,” katanya di Semarang, belum lama ini.
Menurut Martono, ada alasan tersendiri mengapa memilih jenis kursi rotan dan sofa itu. Yang pertama, kursi rotan menggunakan bahan rotan dan kayu jati. Keduanya merupakan kayu ciri khas yang menggambarkan Indonesia. Ditambah, ia memilih model gunungan seperti yang ada di wayang khas budaya Indonesia.
Sementara untuk kursi sofa menggunakan bahan beech, kayu yang berasal dari Eropa. Alasannya sederhana, karena stoknya hanya ada itu. Meski begitu, warna kayu beech juga bagus dengan kualitas yang tahan rayap dan serangga.
Ia menyebut proses paling lama bukan pengerjaannya, tetapi proses pemilihan desain kursi.
“Ada pesan panitia, Paus Fransiskus ternyata menginginkan desain yang sederhana. Kami udah pusing-pusing bikin yang mewah tapi ternyata malah ditolak dan terpilih yang sederhana,” katanya.
Ia bahkan siap menjadi quality control (QC) selama proses pengerjaan.
“Kami kemudian menggambar dua desain kursi. Ukurannya sudah ada dari panitia, tinggi harus berapa, lebar berapa, tapi sisi bentuk kami boleh eksplor,” jelasnya.
Proses produksi selama 3,5 bulan akhirnya selesai dan tanggal 30 Mei 2024, dua kursi tiba di Jakarta untuk pengecekan oleh tim dari Vatikan.
Pada bagian bawah kursi, sebuah tulisan dengan huruf Jawa, artinya “Persembahan dari Keluarga besar SMK PIKA Semarang”.
Melibatkan Siswa SMK
Pihak sekolah berkomitmen selama proses pengerjaan melibatkan siswa-siswi SMK PIKA. Siswa yang terlibat dalam pengerjaannya sekitar delapan siswa dari berbagai tingkat, jenis kelamin, hingga agama.
Diantara yang terlbiat adalah Angellica Darmawan (Budha), Andrew Yulius Purnomo (Kristen), Angela Gregoria (Katolik), Achmad Rayyan Athallah (Islam), dan Antonio roberto zonggonau (Katolik).
Andrew mengaku bangga bisa terlibat langsung dalam pembuatan kursi untuk Paus Fransiskus. Mulai dari proses pembahanan, konstruksi, perakitan, pengamplasan, hingga finishing. Menurutnya, proses tersulit adalah saat tahap desain.
Saat itu, ia menerima kritik dan saran baik dari guru maupun tim langsung dari Vatikan.
Ia merasa puas bisa menyelesaikan dua kursi untuk Paus Fransiskus. Terlebih, ia bisa bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai latar belakang.
“Bisa belajar toleransi dan bekerja sama, bagaimana bekerja dalam sebuah tim untuk membuat kursi untuk Paus Fransiskus ini. Kami juga diajarkan untuk terus menghargai dan menghormati satu sama lain,” ungkapnya.[]