KBMTV ID

Sistem Pertanian Tradisional di Congjian China Ramah Lingkungan

pertanian tradisional ramah lingkungan
Turis asing mengambil foto seorang warga lokal yang sedang menjemur bulir padi di desa Zhanli, China | Foto: Xinhua/Wu Si

GUIYANG, KBMTV.ID | Sistem pertanian tradisional unik di China yang telah berkembang selama 1.400 tahun, mampu memanfaatkan pada lahan yang terbatas dan efesian.

Sebuah etnis minoritas di desa Zhanli, di Kabupaten Congjiang, Provinsi Guizhou, China barat daya, mempraktekkan pertanian tradisional, menanam padi di sawah terasering sambil memelihara ikan dan bebek di antara tanaman padi.

Desa Zhanli, dikelilingi oleh pegunungan, merupakan rumah bagi lebih dari 800 penduduk etnis Dong yang terdiri dari 190 rumah tangga. Kini desa tersebut menjadi salah satu desinasi wisata utama di Kabupaten Congjiang.

Uniknya desa Zhanli memiliki lahan pertanian subur yang terbatas, namun penduduk desa mampu beradaptasi dengan kondisi setempat. Mengembangkan mengembangkan pendekatan pertanian yang unik dan diwariskan turun-temurun.

Ahli dari biro pertanian yang mengurusi pedesaan di Kabupaten Congjiang, Wu Guoping, mengutip dari Xinhua, (19/11/2024), menjelaskan bahwa masyarakat Dong telah hidup selaras dengan musim.

Warga beradaptasi terhadap karakteristik pertumbuhan berbagai spesies, sehingga menghemat sumber daya lahan dan meningkatkan efisiensi produksi pertanian.

Menurut Wu Guoping, penduduk setempat biasanya menanam benih padi selama periode musim hujan, pada periode keenam dari 24 periode matahari dalam kalender tradisional lunar China.

Setelah bibit mulai tumbuh, bibit tersebut dipindahkan ke sawah bersama dengan benih ikan. Ketika ikan mencapai lebar dua hingga tiga jari, selanjutnya anak bebek dimasukkan ke sawah.

“Sawah menyediakan habitat dan makanan bagi ikan dan bebek, sementara sebagai balasannya, ikan dan bebek membantu proses pengolahan tanah, serta membasmi hama dan gulma, sementara kotorannya berfungsi sebagai nutrisi bagi padi, sehingga tercapailah hubungan simbiosis,” imbuh Wu.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah menjadikan Sistem pertanian Padi-Ikan-Bebek Congjiang Dong sebagai salah satu Sistem Warisan Pertanian Penting Secara Global.

Wu Guoping mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Congjiang telah mempromosikan perlindungan sumber daya plasma nutfah lokal, mendaftarkan merek dagang untuk beras ketan dan ikan Congjiang, dan menetapkan kawasan lindung untuk mengembangkan industri beras-ikan-bebek.

“Upaya ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga memperluas jalur pembangunan kesejahteraan penduduk desa sambil melestarikan budaya pertanian tradisional,” tambahnya.

Wisata Pertanian tradisional

Kini denga keunikan sistem pertanian tradisional itu, desa Zhanli menjadi destinasi wisata yang berkembang pesat.

Mieke Gorter, seorang turis asal Belanda, sejak tahun 1990-an telah sering mengunjungi Guizhou. Ia mengaku terpesona dengan pemandangan alam di provinsi tesebut. Ia terkadang mengunjungi Guizhou dua atau tiga kali setahun.

Dia kagum melihat metode pertanian tradisional China itu, masih terus dilestarikan selama ribuan tahun

“Membantu pengembangan produksi, kehidupan sehari-hari, dan selaras denganperlindungan lingkungan,” kata Gorter.

Masyarakat etnis yang ramah, dan kekayaan warisan budaya mereka, dan dia sangat terkesan dengan kearifan pertanian setempat.

Pada musim gugur, bulir padi keemasan menghiasi hamparan sawah, membuat desa Zhanli menarik banyak pengunjung dari seluruh dunia untuk mengagumi pemandangan sawah terasering dan bulir padi yang tergantung di rak pengering kayu.

Kendati para turis yang berkunjung mengalami kendala bahasa, namun penduduk setempat menyambut dengan keramahan dan kehangatan sambutan penduduk setempat.

“Kkehangatan dan keramahan penduduk setempat, dan desa itu menjadi lebih bersih dibandingkan dengan kunjungan terakhirnya,” ungkap Gorter.

Pulang Kampung

Seorang penduduk Congjiang Dong, Wu Chungguang yang  berusia 37 tahun mantan sopir truk pulang ke kampung asalnya pada 2017 di desa Zhanli, melihat peluang banyak desanya menjadi destinasi wisata.

Ia kemudian mengubah dan merenovasi rumahnya, kemudinan menjadikan sebagian rumahnya sebagai restoran.

Selian Wu Chungguang, sejumlah penduduk desa yang sebelumnya menjadi pekerja migran, kembali pulang kampung untuk berbisnis  mengikuti jejaknya.

Saat ini, Wu memperoleh penghasilan sekitar 100.000 yuan (sekitar 13.890 dolar AS) per tahun dan merasa lebih mudah untuk mengurus orang tua dan anak-anak di keluarganya.

Pada hari libur nasional china selama seminggu di tahun ini, restorannya setiap hari menerima lebih dari 20 meja wisatawan dari dalam dan luar provinsi Guizhou. Ia menyajikan restorannya makanan produk pertanian seperti beras ketan dan ikan Congjiang yang sangat diminati.[]

Berita Terkait