KBMTV.ID | Siswa SMK Negeri 4 anggota Paskibra di Semarang berinisial GR (17) disebut meninggal tertembak polisi, mendulang perhatian warganet menjadi trending.
Hingga Selasa (26/11/2024) siang, perbincangan seputar siswa SMK ditembak terpantau menduduki trending topic di X.
Sebelumnya viral kabar menyebutkan bahwa siswa GR ditembak karena tidak sengaja menyerempet kendaraan anggota polisi di jalan.
Dugaan kejanggalan warganet yang melihat perbedaan keterangan polisi vs satpam, selain itu warganet juga menyoroti sosok korban yang ternyata adalah anggota paskibra. Menurut warganet, sulit membayangkan seorang paskibra terlibat tawuran, mengingat seleksinya sulit.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini mengatakan total ada tiga siswa yang menjadi korban penembakan Bripka R pada Minggu (24/11) dini hari.
Ketiga siswanya yang tertembak yakni Gamma Rizkynata Oktafandy dan dua siswa lain berinsia A dan S. Ketiganya merupakan anggota Paskibra SMKN 4 Semarang. Gamma tewas akibat tembakan tersebut.
“A itu infonya pelurunya di dada, entah nyerempet atau bagaimana, tapi ada luka. Sudah dijahit, kurang tahu dibawa ke RS mana,” kata Agus saat ditemui awak media di SMKN 4 Semarang, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (25/11).
“S pelurunya di tangan, infonya kalau dari keluarga sudah dikeluarkan dari RS Tugu, tapi keluarga masih enggak berkenan untuk didatangi,” imbuhnya.
Agus menyebut korban meninggal kini telah dimakamkan. Sementara A telah kembali masuk sekolah praktik industri, dan S sempat dirawat di rumah sakit.
Dimintai konfirmasi, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto tidak memberikan jawaban jelas terkait kabar 2 siswa SMK Semarang lain yang mengalami luka tembak.
Artanto hanya menyebut dua korban tersebut saat ini sudah pulang dari rumah sakit dan dalam kondisi sehat.
“Sehat juga untuk S, sudah aktivitas seperti biasa,” kata Artanto menjawab pertanyaan soal 2 siswa SMKN 4 yang disebut pihak sekolah terluka tembak.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengungkapkan peristiwa terjadi tawuran antar geng Tangul Pojok melawan geng Seroja.
Korban penembakan merupakan anggota geng Tanggul Pojok, tawuran antarkelompok itu hingga berakhir meninggal tertembak saat dilerai polisi pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.
Dia menyebutkan, para remaja melawan polisi saat dilerai hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas berupa tembakan kepada gengster tersebut.
“Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas,” ujar Irwan saat diwawancarai di markasnya, Senin (25/11/2024) malam.
Dia membeberkan korban terkena tembakan di bagian pinggul. Lalu anggota gengster lawan membantu melarikan korban ke RSUP Kariadi Semarang bersama polisi.
Baca Juga: AKP Ryanto Tewas Ditembak Usai Gencar Razia Tambang Galian C
“Yang tertembak itu korban terkena pinggulnya. Ketika dibawa ke rumah sakit ini yang menolong justru dari kelompok lawannya, kelompok Saroja, plus yang anggota kita ini yang membawa ke RSUP Kariadi,” lanjut dia.
Oleh karena itu berita duka baru diberitahukan kepada keluarga korban di keesokan harinya lantaran identitas baru diketahui.
“Makanya sampai malam, sampai jam 10.00 pagi kan belum diketahui identitasnya, dari kelompok Seroja juga ndak mengenali,” imbuh Irwan.
Dia menyebut korban yang merupakan siswa SMK membawa sajam saat kejadian, tapi saat ini barang bukti tersebut telah diamankan polisi. Sementara itu dia juga masih mendalami penyebab kematian korban dengan menunggu hasil visum dari rumah sakit.
“Nanti saya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit, tapi sepertinya ada luka tembak,” ungkap dia.
Informasinya yang dia peroleh, saat peristiwa terjadi pukul 01.00 WIB dini hari, anggotanya dalam perjalanan pulang ke rumah melintasi jalanan di depan perumahan paramount.
Saat melihat tawuran anggotanya mencoba melerai. Namun anak buahnya itu harus menembakkan peluru kepada korban. Kini polisi tersebut juga tengah diselidiki perannya.
Polri menegaskan telah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) terkait penggunaan senjata api (senpi) pada personel kepolisian.[]