KBMTV.ID | Militer Israel melancarkan operasi penyerangan tembakan tank untuk memborbardir unit perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Kamal Adwan. ICU ini merupakan yang tersia terakhir yang tersisa di Gaza utara,
Direktur rumah sakit Hossam Abu Safiya, dikutip dari Mada Masr, Rabu (18/12/2024) mengatakan, Serangan baru-baru ini menewaskan sedikitnya delapan orang, kata direktur rumah sakit, dan banyak lagi yang masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk anak-anak.
Abu Safiya mengatakan bahwa tank dikerahkan secara besar-besaran di daerah tersebut, menembaki tanpa pandang bulu ke segala arah sepanjang hari Rabu.
Ia mengungkapkan, kebakaran besar terjadi karena tembakan tank yang langsung diarahkan ke unit perawatan intensif.
“staf rumah sakit mengevakuasi pasien ICU dengan sangat susah payah dan nyaris tidak berhasil mengeluarkan tabung oksigen dari ruang gawat darurat,” kata Abu Safiya.
Abu safiya menjelaskan, staf rumah sakit juga memadamkan api dengan menggunakan selimut karena kurangnya peralatan keselamatan kebakaran.
Sementara, petugas pertahanan sipil tidak dapat beroperasi di Gaza utara selama berminggu-minggu karena kurangnya bahan bakar, dan serangan serta penangkapan yang terarah telah menghambat kapasitas mereka untuk menanggapi keadaan darurat di bagian jalur tersebut.
Departemen rumah sakit lain di Kamal Adwan mengalami kerusakan parah, dengan peluru menembus peralatan dan perangkat medis, serta jendela fasilitas tersebut. Unit isolasi rumah sakit hancur total akibat kebakaran, kata Abu Safiya.
“Hari Rabu, pasukan Israel juga menyerang sekelompok warga sipil di luar rumah sakit,” kata Abu Safiya.
Ia menambahkan, militer Israel menewaskan satu orang dan melukai banyak lainnya, salah satunya paramedis Wessam Ibrahim tewas akibat penembakan yang terus berlangsung di Gaza utara.
Militer Israel melancarkan operasi penyisiran di Gaza utara pada bulan Oktober, menewaskan ribuan orang dan mengusir puluhan ribu warga Palestina dari rumah mereka di timur laut.
Menurut Abu Safiya, tentara zionis Israel sejak itu telah memblokir pengiriman barang dan pasokan ke Rumah Sakit Kamal Adwan. Akibat penembakan tanpa henti di sekitar fasilitas medis tersebut, mengalami kerusakan besar di departemennya dan menewaskan pasien dan staf medis.
Ia menjelaskan, serangan intensif lainnya menyasar rumah sakit dan sekitarnya, termasuk pada awal minggu ini yang menargetkan beberapa bangunan rumah sakit dan bangunan di sekitar rumah sakit, serta. Sementara fasilitas kesehatan itu sedang merawat 71 pasien dalam kondisi kritis.
Dalam dua hari terakhir, serangan udara Israel telah menargetkan lebih dari delapan gedung di sekitar lokasi kejadian, termasuk satu serangan pada Selasa malam yang menghantam sebuah gedung berpenghuni.
Ia menggambarkan kejadian itu sebagai “sulit dan sangat mengerikan,” dan mengatakan bahwa penduduk telah melarikan diri dari gedung yang terbakar dengan tubuh mereka yang terbakar.
Sasaran Tembakan
Saksi mata Nehad Naim menggambarkan kejadian serupa, bahwa area di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan telah menjadi sasaran penembakan hebat selama dua hari terakhir. Setiap kehadiran atau pergerakan warga sipil di area tersebut langsung menjadi sasaran tembakan artileri Israel, katanya.
“Kami tidak bisa tidur tadi malam karena intensitas penembakan. Kami melihat gedung-gedung terbakar akibat serangan yang terpusat di dekat rumah sakit,” tambahnya.
Ia menuturkan, mayat-mayat terbakar dan banyak korban berlari ke rumah sakit dalam kondisi tubuh mereka terluka bakar.
“Kami melihat mayat-mayat terbakar, dan banyak korban berlari ke rumah sakit, tubuh mereka terbakar.”
Nehad Naim merasa sudah pasrah dan berhari-hari tidak makan karena terkepung.
“Kami tidak tahu kapan giliran kami akan tiba dalam siklus pembunuhan ini. Kami terkepung, tidak makan selama berhari-hari, dan penembakan tidak pernah berhenti. Jika kami terluka, tidak ada yang merawat kami,” ujarnya.[]