KBMTV.ID | Sampah-sampah kiriman mengotori beberapa destinasi wisata pantai Bali yang menjadi andalan pemerintah Indonesia, diantaranya menumpuk dan terdampar di pantai Kuta, pantai Kedonganan dan pantai lainnya.
Sampah kiriman di Pantai Kuta Bali muncul dalam beragam bentuk, seperti plastik, karet, dan kayu.
Sampah-sampah itu dipungut dan ditampung dalam karung dengan dibantu sedikitnya empat alat berat dan sejumlah truk.
Tidak kurang beberapa menteri Kabinet Merah Putih ikut bersih-bersih sampah di pantai Bali, membersihkan sampah kiriman yang menumpuk di pesisir Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Empat pejabat negara tersebut, yakni Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.
Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan sampah kiriman yang terdampar di beberapa pesisir pantai di Bali sebagian besar berasal dari aliran sungai di Pulau Jawa yang bermuara di Laut Jawa.
Bahkan menurut Hanif, tak hanya dari aliran sungai di Pulau Jawa, sampah laut kiriman di Pantai Kuta tersebut juga berasal dari negara lain, meski ia tidak menyebutkan detail asal negara tersebut.
“Bahkan, berdasarkan data timbunan sampah yang terbawa di Pantai Kuta ini sebagian dari negara lain,” ucapnya ketika memberikan sambutan.
Sebaliknya, selain mendarat di pesisir Bali, lanjut dia, sampah laut yang terbawa arus tersebut juga sampai di pesisir Afrika tepatnya di Madagaskar.
“Jadi ini perjalanan sampah dari hilir Pulau Jawa sampai Madagaskar,” ucapnya.
Menteri LH memperkirakan jumlah sampah kiriman yang ditemukan di pesisir Bali pada 2024-2025, lebih tinggi dibandingkan pada 2020-2021 yang mencapai sekitar 6.000 ton dan pada 2023 sekitar 2.900 ton.
“Sampah ini akan mengikuti arus terus bergerak ke arah timur, kemudian selatan dan sebagian terdampar di pantai Bali,” kata Hanif Faisol Nurofiq di sela aksi bersih sampah laut di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/1/2025).
Dia menjelaskan sampah laut itu terjadi saat angin musim barat yang terjadi pada Oktober-Maret tiap tahun.
Peningkatan timbunan sampah itu, kata dia karena dipicu peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup, menurut Hanif akan membangun program kali (sungai) bersih dari sampah dengan menyasar sungai-sungai utama.
Dia mengatakan target pertama, yakni menyasar tiga hingga empat sungai yang ada di destinasi wisata unggulan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dari 17 destinasi wisata unggulan dari Kemenpar, saya minta tiga-empat yang kami selesaikan sampahnya dulu tahun ini,” imbuhnya.[]