KBMTV.iD | Kegiatan bersih-bersih pantai di pesisir destinasi wisata Bali oleh Kabinet Merah Putih, belum menjawab pokok permasalahan sampah, selain itu perlu solusi jangka panjang.
Pemerhati lingkungan hidup Pemerhati dari Konsorsium Nasional untuk Pelestarian Hutan dan Alam Indonesia (KONPHALINDO), Ruddy Gustave menilai, bencana kiriman sampah ini polanya setiap musim angin barat pulau Bali.
“Polanya setiap musim angin barat sampah di laut mendarat di seluruh pantai barat pulau Bali,” kata Ruddy saat dihubungi KBMTV.ID, di Bali, Senin (6/1/2025).
Menurut Ruddy, kegiatan bersih-bersih para pejabat supaya kelihatan peduli, tapi tidak menjawab pokok permasalahannya dan menjawab solusi jangka panjang.
“Kebetulan bali lokasi pantai dikunjungi orang cari keindahan ya disorotlah, dan kerja bersih bersih biar kelihatan peduli, tapi pokok masalah tidak terjawab,” ujar Ruddy.
Ia mengatakan pokok permasalahannya adalah sampah di masing-masing kota dan sungai yang belum terkelola dengan baik.
Menurut Ruddy, sampah kiriman dari pulau lain seperti Jawa telah mengapung dan ada diantaranya yang sudah tahunan hingga akhirnya berkumpul di lautan lepas seperti Samudera Indonesia.
Sampah-sampah ini kemudian mengikuti pola arus dan gelombang, beberapa bagian terdampar di daerah pesisir lainya di Indonesia.
“Pola arus dan gelombang membawa sampah itu terdampar di pesisir Indonesia yang pantainya landai, sebagaian pantai barat pulau Bali akan mendapat kiriman sampah ini,” jelasnya.
Sampah yang terdampar ini tidak datang sekaligus, tetapi datang berkelompok dan sekitar bulan April sampah-sampah itu akan ditarik kembali ke laut mengikuti pola arus dan gelombang.
“Kemudian sekitar bulan April sampah di pinggir pantai ditarik lagi ke tengah laut dan ke mana mana mengikuti arus laut,” kata Ruddy.
Ia menilai kegiatan bersih-bersih yang dilakukan hanya sebagai kegiatan prosedural.
“Kegiatan bersih oleh pejabat pemerintah di pantai Kuta hanya prosedural saja, kegiatan bersih sampah akan dikomentari Dewan dan bisa jadi turis asing akan mengkritik dianggap hanya bisa memungut biaya mahal tapi tidak becus dalam memberikan pelayanan yang nyaman,” imbuh Ruddy.
Menteri LH memperkirakan jumlah sampah kiriman yang ditemukan di pesisir Bali pada 2024-2025, lebih tinggi dibandingkan pada 2020-2021 yang mencapai sekitar 6.000 ton dan pada 2023 sekitar 2.900 ton.
“Sampah ini akan mengikuti arus terus bergerak ke arah timur, kemudian selatan dan sebagian terdampar di pantai Bali,” kata Hanif Faisol Nurofiq di sela aksi bersih sampah laut di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/1/2025).
Dalam mengatasi tumpukan sampah kiriman dari laut ini, tidak kurang beberapa menteri Kabinet Merah Putih ikut bersih-bersih. Kegiatan membersihkan sampah kiriman yang menumpuk di pesisir Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Empat pejabat negara tersebut, yakni Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.[]