KBMTV.ID | TikTok kembali pulih di Amerika Sertikat (AS) secara bertahap, seetelah sempat diblokir pada Minggu (19/1/2025) pukul 12.00 waktu setempat.
Layanan TikTok kembali pulih dan bisa diakses di Amerika Serikat (AS) secara bertahap, setelah sempat TikTok diblokir pada Minggu (19/1/2025) dini hari waktu AS, buntut dari UU federal yang melarang TikTok beroperasi di AS.
Layanan TikTok dikabarkan pulih secara bertahap pada Minggu siang sekitar pukul 12 waktu setempat atau sekitar Senin (20/1/2025) dini hari waktu Indonesia.
Presiden AS Donald Trump pada wawancara dengan NBCNews mengatakan, ia kemungkinan akan membuat perintah ekeskutif (Executive Order) untuk memberikan waktu untuk menyelesaikan kewajibannya TikTok .
Dalam peraturan terbaru di AS, Tiktok harus menjual kepemilkan bisnis (divestasi) di AS atas ByteDance milik Cina.
“Perpanjangan operasional 90 hari ini tentunya merupakan pilihan yang akan kami pertimbangkan, dan ini kemungkinan besar akan kami lakukan dan salah satu langkah yang tepat untuk saat ini,” jelas Trump dikutip dari laman The Verge, Senin (20/1/2025).
Perpanjangan waktu 90 hari dengan ketentuan tertentu, memang diizinkan dalam undang-undang “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Application Act” yang disahkan April 2024 lalu.
Dalam undang-undang itu, perpanjangan waktu satu kali bisa diberikan asal presiden bisa meyakinkan kongres bahwa tiga hal bisa dipastikan, yakni: ada jalan menuju divestasi, ada kemajuan signifikan menuju pelaksanaannya, dan ada perjanjian hukum mengikat yang relevan untuk memungkinkan pelaksanaan divestasi yang memenuhi syarat tersebut, selama periode perpanjangan.
Baca juga: Perang Dagang AS-China, Pemblokiran TikTok di AS Menghitung Hari
Meski mulai hari ini TikTok sudah bisa diakses kembali di AS, namun masa depannya belum jelas. Sebab, induk ByteDance asal China hingga kini masih menolak melakukan divestasi terhadap TikTok, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan di AS dan ditandatangani Presiden AS ke-46 Joe Biden.
Kedua belah pihak, baik AS dan China masih berkeras pada pendiriannya masing-masing dan berujung ancaman AS agar TikTok diblokir.
Dalam salah satu unggahannya di media sosial Truth Social, Trump mengatakan, ia ingin 50 persen saham TikTok dimiliki perusahaan AS.
“Saya ingin AS memiliki 50 persen kepemilikan dalam usaha patungan. Dengan melakukan ini, kita menyelamatkan TikTok, menjaganya di tangan yang tepat, dan membiarkannya berkembang,” tulisnya.
Sejak dirilis pada 2023 lalu, TikTok Shop yang merupakan fitur marketplace di TikTok menjadi salah satu sumber penghasilan utama para kreator. TikTok juga membuka program affiliate yang memberikan komisi pada kreator jika membantu mempromosikan barang yang dijual di TikTok Shop.
Pada April 2024, TikTok melaporkan platformnya berhasil berkontribusi terhadap miliaran dolar AS ke ekonomi AS, termasuk pendapatan US$15 miliar atau setara Rp240 triliun rupiah kepada pelaku bisnis kecil yang menggunakan aplikasinya. Selain itu, TikTok Shop juga mengklaim telah mendukung lebih dari 224.000 pekerjaan.[]