KBMTV.ID | Presiden Donald Trump mengatakan ia ingin melihat Yordania, Mesir dan negara-negara Arab lainnya meningkatkan jumlah pengungsi Palestina yang mereka terima dari Jalur Gaza.
Memindahkan cukup banyak penduduk adalah hanya untuk “membersihkan” daerah yang dilanda perang itu agar menciptakan keadaan yang bersih akibat kekacauan perang.
Trump mengatakan hal tesebut saat tanya jawab selama 20 menit di pesawat Air Force One, dikutip AP, Sabtu (25/1/2025).
Trump pun memuji Yordania yang telah banyak menerima pengungsi Palestina dan telah terima kasihnya kepada Raja Yordania.
“Saat ini tempat itu benar-benar seperti lokasi pembongkaran. Hampir semuanya dihancurkan, dan banyak orang meninggal di sana,” kata Trump.
Trump meminta agar negara-negara Arab terus membangun pemukiman untuk pengungsi Palestina di luar Gaza agar mereka bisa hidup dengan damai.
“Jadi, saya lebih suka melibatkan beberapa negara Arab, untuk membangun pemukiman di lokasi yang berbeda, di mana mereka mungkin bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” ucap Trump berdalih.
Untuk memastikan keinginannya, Trump mengatakan bahwa ia telah menelepon Raja Abdullah II dari Yordania pada hari Jumat (24/1/2024) dan akan berbicara pada hari Minggu (26/1/2025) dengan Presiden Abdel Fattah el-Sissi dari Mesir.
Trump pun memberikan gambaran tentang masa depan Gaza yang modern dan akan menjadi lebih baik tanpa ada warga Palestina di Gaza.
“Harus benar-benar dibangun kembali dengan cara yang berbeda,” ucap Trump.
Meski pemindahan warga Palestina akan menghilangkan identitas kebangsaannya, tetapi Trump berdalih bahwa kehadiran warga Palestina di Gaza telah menimbulkan banyak konflik selama ber abad-abad..
Ia menambahkan bahwa pemukiman kembali sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa dapat bersifat sementara atau jangka panjang.
“Saat ini tempat itu benar-benar seperti lokasi pembongkaran. Hampir semuanya dihancurkan dan telah menyebabkan banyak orang meninggal di sana,” imbuh Trump.
Menanggapi usulan Trump itu, Hamas dan Otoritas Palestina yang didukung Barat mengecam gagasan tersebut.
Sementara Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan kepada wartawan bahwa penolakan negaranya terhadap usulan pemindahan warga Palestina adalah “tegas dan tidak tergoyahkan.”
Sedangkan dari Mesir dan Israel belum menanggapi usulan Trump itu.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang sekarang menjadi anggota penting koalisi pemerintahan Netanyahu, menyebut usulan Trump sebagai “ide hebat.”[]