P2G: Sekolah Garuda Hanya Urus Pendidikan Kalangan Tertentu

Stella
Wamendiktisaintek Stella Christie memberikan keterangan terkait program Sekolah Garuda di Jakarta, Sabtu (17/5/2025). ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/rwa. (ANTARA FOTO/I GEDE FERLIAN SEPTA WAHYUSA)

KBMTV.ID | Kebijakan pemerintah membangun Sekolah Garuda dinilai hanya fokus untuk mengurus pendidian kalangan tertentu, namun tidak menjawab persoalan utama dalam sistem pendidikan nasional.

Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, menilai Kebijakan ini dinilai belum menjawab akar persoalan utama dalam sistem pendidikan nasional, utamanya menyangkut rendahnya kemampuan literasi siswa dan buruknya infrastruktur sekolah.

“Jadi ini stimulus sebetulnya untuk memagari anak-anak di level bawah dan di level atas, cara pikirnya seperti itu ya. Namun tetap saja bagi kami dari P2G, fokus kita tetap harus pada sekolah-sekolah reguler,” ujar Iman dikutip, Rabu (24/5/2025).

Ia menilai, pemerintah justru terkesan terlalu fokus mengurusi pendidikan kalangan tertentu, sementara sebagian besar siswa di sekolah reguler masih menghadapi persoalan mendasar.

Ia menyebut, hingga kini lebih dari 50 persen sekolah negeri masih dalam kondisi rusak berat maupun ringan. Belum lagi, seperti yang disinggung di awal, masalah serius lainnya seperti kemampuan literasi dan numerasi siswa yang memprihatinkan.

“Skor literasi numerasi kita memprihatinkan. Di Bali, ratusan anak tidak bisa membaca. Lalu banyak anak-anak di Jawa Barat, misalkan, tidak tahu geografi yang sangat mendasar,” tegasnya.

Untuk itu kebijakan seperti Sekolah Unggul Garuda dan Sekolah Rakyat tidak salah jika dijalankan sebagai program afirmatif.

Namun, ia menekankan agar pemerintah tidak boleh melupakan pekerjaan rumah yang jauh lebih besar: memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah-sekolah reguler yang justru menampung sebagian besar siswa di Indonesia.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengumumkan bahwa sebanyak 12 sekolah resmi ditetapkan sebagai Sekolah Garuda Transformasi dan akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026.

Sekolah Garuda Transformasi adalah Sekolah Unggiulan Garuda yang dibuat dengan memanfaatkan sekolah terbaik yang sudah ada.

Stella menjelaskan, sekolah-sekolah ini sudah memiliki kualitas tinggi, sehingga pemerintah tidak akan melakukan perubahan signifikan dalam kurikulum atau sistem pembelajaran. Namun, akan ada bimbingan intensif mulai Agustus 2025, khususnya untuk siswa kelas 12 agar siap bersaing masuk ke universitas-universitas top dunia.

Stella menjelaskan, 12 sekolah ini langsung menjadi Sekolah Garuda Transformasi karena sudah memiliki kualitas yang tinggi dan pemerintah tidak melakukan banyak perubahan mulai daru sistem pembelajara ataupun kurikulum.

Pemerintah, kata Stella, hanya perlu melakukan bimbingan khusus pada kelas 12 sekolah tersebut untuk bisa menembus kampus top dunia.

“Bimbingan akan dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya kepada siswa, tetapi juga kepada guru dan manajemen sekolah,” ujarnya.

Stella menuturkan, bimbingan tersebut akan mulai dilakukan pada Agustus 2025 sebagai persiapan masuk universitas pada tahun ajaran berikutnya.

Ia menambahkan, program sekolah unggulan sebenarnya bertujuan mendorong kualitas pendidikan dan pengembangan talenta muda Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia.

Oleh karena itu, di sekolah para siswa didorong untuk mencapai potensi mereka dengan maksimal salah satunya siap bersaing memperebutkan kursi di universitas terkemuka di dunia.[]

Berita Terkait

KBMTV

FREE
VIEW