Jakarta, KBMTV ID- Sebelum Indonesia akhirnya memilih jet temput Rafale F-4, Indonesia sempat mendapat tekanan dari Amerika Serikat jika memilih SU-35.
Mengingat SU-35 yang sampai saat ini mendominasi matra tempur ruang udara, akan membahayakan pesawat-pesawat Barat.
Seperti kejadian belum lama ini, jet tempur Su-35 canggih tersebut membuat ulah. Tidak hanya sekedar ulah tetapi jet tempur Su-35 juga membuat resah khususnya di langit kawasan Mediterania baru-baru ini.
Dilansir dari opex360.com bahwa jet tempur Su-35 baru-baru ini sempat mencegat pesawat P-8 Poseidon di kawasan laut Mediterania.
Pencegatan ini membuahkan pernyataan keras karena tindakan jet tempur Su-35 atas intersep pesawat P-8 Poseidon.
Pentagon atas kejadian intersep P-8 Poseidon oleh jet tempur Su-35, mengeluarkan pernyataan yang cukup keras.
“Setiap intersepsi ini melibatkan Su-35 Flanker-E, salah satunya pesawat tempur Rusia itu mendekati jarak sekitar 1,5 meter dari salah satu dari tiga Poseidon P-8A. Ini digambarkan sebagai manuver berbahaya oleh Pentagon,” tulis opex360.com.
“Intersep pada jarak dekat tersebut merupakan tindakan berbahaya dan cukup meresahkan,” sebut media AS.
“Dua intersepsi lainnya sudah juga terjadi, dengan cara yang tidak professional,” jelas opex360.com tanpa merinci kejadiannya.
Aksi jet tempur Su-35 bukanlah yang pertama dan bukan sekali ini saja.
Pencegatan pesawat bomber B-52H oleh jet tempur Su-35 terjadi di atas Samudra Pasifik yang merupakan perairan netral.
Menurut pusat komando pertahanan nasional Rusia yang bertugas di radar pertahanan udara wilayah timur, mendapati laporan adanya obyek yang mendekat ke wilayah Rusia TImur dari Samudera Pasifik.
Pusat komando kemudian mengirimkan tiga jet tempur Su-35 untuk mengidentifikasi dan mengawal objek tersebut.
Belakangan diketahui bahwa ada 3 jet tempur Su-35 yang mencegat dan mengawal pesawat bomber B-52H di laut pasifik.
Dalam insiden tersebut komando pertahanan nasional Rusia menjelaskan bahwa pesawat bomber B-52H tidak melanggar batas.