KBMTV ID

Cina Ungkap Tekanan AS Agar Indonesia Tak Beli SU-35 Flanker Rusia

SU-35
SU-35 pada Prancis Air Show

KBMTV ID – Media China, sohu.com pada 24 Desember 2021 lalu menjelaskan Indonesia sebenarnya bakal mendapat jet tempur canggih dalam diri Su-35.

“Setelah Indonesia menyerah untuk membeli jet tempur buatan Rusia pilihan jatuh ke jet tempur dari Amerika Serikat dan Prancis namun pada kenyataannya, peluang untuk membeli jet tempur buatan AS jauh lebih besar,” jelas sohu.com.

Namun bila Indonesia berhasil mendatangkan Su-35 maka Australia yang akan terancam.

Karena Rusia bisa meminjam salah satu bandara Indonesia untuk isi ulang BBM pesawat pembom nuklirnya demi menjangkau Australia.

Juga mengancam militer AS yang berkedudukan di Australia.

“Tahun lalu, setelah bubarnya Uni Soviet, pesawat pengebom strategis Rusia lepas landas dari bandara militer di Indonesia untuk pertama kalinya untuk melakukan misi pelatihan penerbangan di kawasan Pasifik Selatan, yang menciptakan tekanan militer besar bagi Australia di kawasan itu.

Meski Indonesia dan Rusia tidak memiliki hubungan aliansi, namun pesawat pengebom Rusia lepas landas dan mendarat di bandara militer Indonesia dan aktif menjual jet tempur Su-35 ke Indonesia, menandakan bahwa kerja sama militer kedua negara sangat luar biasa.

Selain itu, Indonesia mungkin telah menjadi “pijakan” Angkatan Dirgantara Rusia di Asia Tenggara, yang merupakan ancaman nyata bagi kehadiran militer AS di kawasan dan Pasifik Selatan,” jelas sohu.com.

Tekanan AS

“Ekspor senjata Rusia juga menghadapi biaya yang signifikan karena pengenaan sanksi AS. Pada bulan Juni 2021, kepala FSMTC Dmitry Shugayev menyatakan bahwa Rusia ‘menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya’ dan menyaksikan bahwa mitranya (Indonesia) juga berada di bawah tekanan yang sangat serius.

Rusia mencoba untuk  melakukan transaksi dalam dolar AS agar dapat melunakkan ancaman sanksi dari AS.

Misalnya, pada tahun 2017, Rusia dan Indonesia mengumumkan kesepakatan 1,1 miliar dolar AS untuk 11 pesawat tempur canggih Su-35.

Alih-alih menggunakan dolar, Rusia menyetujui sistem barter untuk kopi, kelapa sawit, dan komoditas lainnya sebagai imbalan bagi Su-35,” jelas congress.gov.

AS juga mengaku sudah menerima permintaan Indonesia agar mengizinkan Su-35 dibeli.

Tapi AS menolak hal ini.

“Indonesia meminta Pemerintahan Trump untuk mengesampingkan kemungkinan sanksi atas pesanan Su-35 (Indonesia).

“Laporan media menyatakan Administrasi Trump menolak permintaan tersebut dan Indonesia memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelian Su-35,” lapor congress.gov.

Dmitry Shugayev sebenarnya juga sudah berusaha agar Indonesia tetap mendapat Su-35.

Namun tekanan AS begitu besar sehingga sia-sia usaha yang dibangun Rusia.

“Meskipun ada upaya terang-terangan dan kasar oleh Amerika Serikat untuk melanggar hak kedaulatan negara-negara merdeka untuk memastikan keamanan mereka sendiri, sistem kerja sama militer-teknis kami beroperasi dengan efisiensi tinggi.

Sebelumnya, kami berhasil menyusun langkah-langkah untuk melawan tekanan sanksi dari AS dan sekutunya.

Langkah-langkah ini memungkinkan untuk secara efektif melindungi produsen senjata Rusia dan pembeli asing kami.

Kami menggunakan pendekatan individual untuk masing-masing mitra kami, menciptakan syarat dan ketentuan yang nyaman dalam kontrak, dan menyediakan skema penyelesaian yang fleksibel untuk transaksi, termasuk penggunaan mata uang nasional, sehingga sepenuhnya menghindari penyelesaian transaksi dalam bentuk dolar AS”, kata Shugayev dikutip dari Eurasian Times.

Persiapan Indonesia menyambut Su-35 sebenarnya sudah cukup matang.

Indonesia sudah mempersiapkan segala kebutuhan mengoperasikan Su-35.[]

Berita Terkait