KBMTV.ID – Rentetan kekacuaan terjadi di bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah.
Kekacauan tersebut mengakibatkan antara lain keterlambatan penerbangan, kehilangan bagasi, dan fasilitas terminal yang penuh sesak, hingga tidak mampu menampung banyaknya penumpang.
Pemerintah Arab Saudi segera memerintahkan penyelidikan atas kekacauan di Bandara Internasional itu yang terjadi saat libur lebaran kemarin.
Menteri Saudi Saleh Al-Jasser membentuk komite investigasi yang dipimpin kepala Otoritas Umum Penerbangan Sipil untuk mencari penyebab dan serta memberi rekomendasi agar kejadian tidak berulang.
Hasil penyelidikan harus dilaporkan dalam waktu seminggu sejak insiden terjadi Kamis kemarin (5/5).
Seorang penumpang menuturkan kejadian paling buruk terjadi hari Selasa (2/5) saat sejumlah orang terkunci di luar bandara, ketika suhu 40 derajat celcius.
Melansir dari ArabNews, Jumat (6/5/2022) seorang penumpang di media sosial menulis telah terjadi kekacauan.
“Kekacauan mutlak. Penerbangan tertunda, koneksi terputus, orang-orang terkunci di luar dalam suhu 40 derajat, orang-orang pingsan karena sengatan panas, tidak ada pembaruan, antrian yang tidak pernah berakhir, dan orang-orang berkelahi dan berteriak,” tulis seorang penumpang di sosial media.
“Saya tiba lebih awal dari yang dijadwalkan pada pukul satu siang. Gerbang masuk ditutup. Kami berdiri di bawah sinar matahari selama sekitar satu jam tanpa air atau toilet tersedia. Ketika kami masuk, kerumunan ada di mana-mana, orang-orang tergeletak di lantai dan penerbangan saya terlambat tiga jam,” ujar penumpang lainnya, Abu Ammar Alhasan.
Penumpang lain mengatakan penerbangannya tertunda selama empat jam karena sabuk bagasi tidak berfungsi.
Beberapa penumpang berspekulasi bahwa jemaah umrah tiba di bandara jauh sebelum waktu penerbangan mereka, dan memilih untuk beristirahat di lantai di ruang tunggu dan di area parkir luar.
Sementara itu, beberapa penerbangan yang tertunda, ditambah penumpang dan peziarah yang membludak, menyebabkan kepadatan.
Pemerinta Saudi baru saja mengoperasikan bandara baru itu senilai US$9,6 miliar yang dibuka pada 2019.
Bandara ini dibangun untuk dapat menampung 30 juta penumpang per tahun pada waktu puncak. Bahkan, perhitungan ketika fase askhir selesai bandara ini dapat menampung 80 juta orang pada tahun 2035.[]