KBMTV ID

Bimbel Zenius Tutup, Dua Tahun Setelah Ambil Alih Primagama

Perusahaan Bimbingan Belajar berbasis online Zenius mengumumkan menutup oprasionalnya sementara | Ilustrasi

KBMTV.ID | Perusahaan rintisan teknologi Zenius, salah satu perusahaan bimbel (bimbingan belajar) secara online mengumumkan untuk menutup sementara operasional setelah 20 tahun beroperasi.

Dalam pernyataan pada Kamis (4/1/2024).perusahaan mengumumkan lewat pernyataan resminya.

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi untuk sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” tulis pernyataan resmi tersebut yang dikutip dari Antara.

Zenius mengucapkan permintaan maaf, “Kami menyadari bahwa keputusan ini akan mengecewakan banyak pihak, terutama para pengguna setia kami, yang telah mendukung dan mempercayai kami selama ini. Untuk itu, kami meminta maaf dan berterima kasih kepada para pengguna dan mitra atas kepercayaan yang telah diberikan.”

“Sejak tahun 2004, Zenius telah memainkan peran penting dalam mewujudkan mimpi jutaan siswa, membantu mereka masuk ke perguruan tinggi negeri impian. Zenius telah menjadi platform edukasi online terdepan di Indonesia, yang menawarkan materi pelajaran SD, SMP, SMA, persiapan UTBK, ujian mandiri, hingga upskilling/reskilling profesional,” tulis manajemen Zenius.

Zenius adalah satu dari sekian banyak startup yang bergerak di bidang pendidikan. Perusahaan lainnya, antara lain, adalah Ruangguru, Cakap, dan HarukaEdu.

Pendanaan Startup

Seperti banyak produsen rintisan lainnya selama masa pandemi Covid-19, Tech In Asia memberitakan  Zenius juga pernah disuntik modal sejumlah investor. Pada Maret 2022, Zenius mengumumkan mendapatkan pendanaan yang dipimpin MDI Ventures.

Adapun MDI Ventures merupakan salah satu anak usaha Telkom yang bergerak di corporate venture capital dengan aktivitas bisnis terdiri dari investing, synergy, portfolio management, value creation dan fundraising.

Namun, belum disebutkan suntikan pendanaan dan apakah modal itu masuk putaran baru atau melanjtukan putaran pra-seri B pada 2021. Adapun Zenius akan memanfaatkan dana segar itu untuk mendukung perluasan ekosistem pembelajaran yang lebih personal untuk pengguna, salah satunya lewat pengembangan metode gamifikasi.

Modal tambahan dari MDI menambah pendanaan yang dikumpulkan Zenius sejak berdiri menjadi US$ 40 juta (Rp 622 miliar).

MDI Ventures bergabung dengan investor sebelumnya termasuk Northstar Group yaitu perusahaan dana investasi milik Patrick Walujo, yang sekarang menempati posisi CEO GoTo. Kemudian, ada juga Alpha JWC, perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Chandra Tjan dan Jefrey Joe.

Selain itu Zenius juga mendapatkan modal dari Openspace Ventures, Beacon Ventures, serta perusahaan investasi milik Kasikorn Bank asal Thailand.

Banyaknya pendana PT Zona Edukasi Nusantara, membuat Zenius menjadi salah satu perusahaan edukasi berbasis teknologi yang cukup besar di Indonesia. Zenius menyediakan akses edukasi melalui format video secara daring melalui situs web dan aplikasi ponsel.

Saat itu, Zenius akan memanfaatkan pendanaan seri A ini untuk meningkatkan pertumbuhan, mengembangkan teknologi tepat guna dan memperluas jangkauan layanan ke pelosok Indonesia.

Co-founder and managing partner dari Northstar Group Patrick Walujo menuturkan, Zenius memiliki visi sama dengan Northstar Group.

“Kami sangat percaya dengan kombinasi teknologi yang kuat, talenta yang berkualitas, serta misi social impact yang berkelanjutan, Zenius mampu memberikan impact yang besar di dunia pendidikan Indonesia,” ujar Patrick, 6 Februari 2020.

Sementara itu, Yansen Kamto, founding partner dari Kinesys Group mengaku terkesan oleh Zenius yang telah membantu jutaan pelajar di Indonesia.

“Kami percaya dengan pengalaman selama 15 tahun di dunia pendidikan Indonesia yang dinamis, Zenius akan mampu tumbuh secara signifikan untuk kedepannya. Untuk itu, kami siap mendukung Zenius secara penuh,” kata Yansen.

Akuisisi Primagama

Pada Desember 2020 saat pandemi covid-19 mulai merebak, hingga akhirnya platform tersebut telah memiliki lebih dari 16 juta pengguna.

Pengguna daring yang telah mencapai belajan juta itu, kemudian pada awal 2022 Zenius mengakuisisi / menbambil alih perusahaan bimbingan belajar  Primagama yang sudah berusia 40 tahun.

Diketahui Primagama merupakan perusahaan bimbingan belajar yang berbasis off line, dampak Covid-19 membuat semua beralih ke sistem bimbingan belajar berbasis on line seperti Zenius.

Namun dana yang dikeluarkan Zenius untuk mengambil alih perusahaan bimbangan belajar tersebut tidak dipublikasikan. Namun, membeli perusahaan dengan jaringan nasional seperti Primagama tentu tidak murah.

“Bergabungnya Primagama ke Zenius merupakan gabungan antara dua ahli di bidang pendidikan yang akan menciptakan inovasi-inovasi terbaik ke depannya demi memajukan kualitas pendidikan Indonesia di masa mendatang,” ujar Chief Product and Growth Officer di Zenius, Sony Radhityo, dalam siaran pers akuisisi Primagama pada awal 2022.

Saat itu langkah Zenius menggaet Primagama disebutkan untuk memperkaya metode pembelajaran siswa dengan menyediakan metode hybrid learning, memadukan metode pembelajaran online dan offline.

Perpaduan kompetensi dari dua brand besar di bidang bimbel ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar di era pascapandemi, sekaligus untuk menciptakan inovasi pembelajaran guna meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Setelah akuisisi ini, merek Primagama pun berubah menjadi New Primagama – Powered by Zenius.

Sayangnya sejak mengakuisisi Primagama, Zenius telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang berdampak ke ratusan orang pegawai.

“Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan. Salah satu implikasi dari strategi kunci ini adalah perubahan peran di beberapa fungsi bisnis seiring dengan optimalisasi dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan,” keterangan resmi manajemen Zenius soal alasan kebijakan PHK yang diambilnya saat itu.[]