KBMTV.ID | Akibat penghancuran massal serangan zionis Israel di Gaza Palestina, kini 800 ribu anak-anak kehilangan akses sekolah dan pendidikan terancam putus sekolah.
Mengutip dari Anadalu Agency pada Selasa (25/6/2024) menyebutkan setidaknya 800 ribu siswa telah kehilangan hak pendidikan karena serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Banyaknya siswa sekolah menengah atas yang tidak bisa ikut ujian akhir Tawjihi disebut menjadi pelanggaran yang belum pernah terjadi.
Arab News membeberkan sebuah laporan yang menyakitkan hati. Di mana sekitar 87,87 persen fasilitas sekolah di Gaza telah rusak atau hancur.
Sebanyak 212 gedung sekolah telah terkena dampak langsung. Sementara 282 gedung lainnya mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat kerusakan.
Penghancuran ini jelas telah melanggar Hukum Humaniter Internasional, berdasar Hukum Humaniter Internasional, sekolah adalah bangunan yang tidak boleh dijadikan sasaran dan serangan. Pihak yang menyerang telah melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak.
Sedangkan Lembaga Save the Children menjelaskan ketidakhadiran sekolah tidak hanya menyebabkan terhentinya proses belajar. Tetapi kemunduran dalam proses pembelajaran.
Penghancuran bangunan fisik sekolah oleh pasukan zionis Israel, akan berakibat memperkecil kemungkinan mereka untuk kembali mengenyam pendidikan. Hal ini membahayakan masa depan, prospek kesejahteraan ekonomi, dan kesehatan mental-fisik mereka.
“Anak-anak tidak dapat melarikan diri dari kenyataan perang. Tidak ada rutinitas yang stabil, kesempatan untuk belajar atau bermain, hingga mirisnya tidak memiliki keluarga. Untuk itu diperlukan langkah perlindungan untuk memitigasi risiko kerusakan mental jangka panjang,” kata Save the Children.
Walaupun ada anggapan tidak ingin kembali ke sekolah usai berhenti dalam waktu lama, anak-anak di gaza secara konsisten tetap ingin kembali bersekolah. Mereka juga menyatakan sekolah adalah prioritas utama mereka untuk memulihkan kehidupan.
Gagal Sekolah
Impian anak-anak Palestina di Gaza ini harus terkubur sebagai imbas dari serangan zionis Israel di wilayah Palestina.
Kementerian Pendidikan Palestina baru-baru ini mengumumkan bila serangan militer di Israel telah menghancurkan mimpi 39 ribu siswa di jalur Gaza untuk melanjutkan pendidikan ke universitas karena gagal mengikuti ujian akhir.
Hal senada juga disampaikan Direktur Perencanaan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), Sam Rose. Ia menjelaskan 39 ribu siswa sekolah terkepung di jalur Gaza sehingga sulit untuk mengikuti ujian.
Rose juga mengecam hilangnya hak pendidikan bagi anak Palestina ini sebagai hal yang mengerikan dan menyedihkan.
“Ini adalah satu lagi lapisan kesedihan yang dialami masyarakat,” kata Sam Rose, dikutip dari WAFA Palestine News and Info Agency, Senin (24/6/2024).
Juru bicara Kementerian Pendidikan Palestina, Sadiq Al-Khudour mengungkapkan 450 siswa sekolah menengah telah terbunuh akibat agresi Israel. Termasuk 430 siswa berada di jalur Gaza dan 20 lainnya di Tepi barat.
Walaupun penuh tantangan, pemerintah terus mengupayakan agar pelajar Palestina dari Gaza tetap melalui Tawjihi. Terutama mereka yang sudah berada di luar negeri.
“Sebanyak 1.320 pelajar Palestina asal Gaza akan mengikuti ujian Tawjihi di 29 negara Arab, di antaranya 1.090 pelajar berada di Mesir,” ujar Al-Khudour.
Hingga saat ini beberapa negara yang telah membatu menjalankan proses ujian Tawjihi adalah Mesir, Rusia, Turki, dan Qatar. Selain itu, ujian juga diadakan di kedutaan negara Palestina di berbagai negara.[]