KBMTV.ID | Serangan siber ransomware mengakibatkan lumpuhnya 47 layanan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebagai imbas Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2 diretas hacker.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, Muhammad Hasbi, membenarkan bahwa server lembaganya terkendala, dikutip dari Tempo.co, Selasa (25/6/2024).
“Sehubung dengan gangguan teknis yang terjadi pada PDN dua Kementerian Kominfo sejak 20 Juni 2024 sampai saat ini. Terdapat 47 domain layanan atau aplikasi Kemendikbud yang terdampak,” kata Hasbi.
Hasbi memaparkan kendala yang dialami di antaranya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), Beasiswa Pendidikan, KIP Kuliah dan layanan perizinan film.
“Kemendikbudristek memohon maaf atas gangguan dan ketidaknyamanan yang terjadi,” tuturnya.
Kendati demikian, Kemendikbudristek dan Kemenkominfo melakukan pemulihan secara bertahap.
“Saat ini sudah ada beberapa layanan yang berhasil dipulihkan seperti layanan Itjen, kebugaran pusmendik dan layanan DNS Pusdatin Kemendikbud Ristel,” ujarnya.
Hasbi mengatakan selama menunggu proses pemulihan selesai masyarakat dapat mengajukan usulan layanan melalui unit layanan terpadu.
Serangan Ransomware
Serangan ransomware multi-pemerasan secara global meningkat sebesar 49 persen dari tahun 2022 ke 2023, menurut laporan Unit 42 dari Palo Alto Networks, penyedia layanan keamanan data siber yang dirilis pada Rabu (8/5/2024).
Ransomware merupakan jenis virus maupun perangkat jahat yang dirancang menghalangi akses sistem komputer atau data dengan enkripsi data, untuk mendapatkan tebusan.
Pada laporan Unit 42 Ransomware Retrospective, dijelaskan bahwa terdapat 3.998 korban yang dilaporkan dari situs bocoran ransomware pada 2023, yaitu bertambah dari 2.679 korban pada 2022.
Unit 42 juga menemukan 25 situs bocoran baru yang muncul pada 2023. Temuan itu menunjukkan betapa virus ini terus menjadi daya tarik sebagai aktivitas kriminal yang menguntungkan.
LockBit ransomware masih menjadi pemain aktif nomor satu baik secara global, ASEAN, dan Indonesia.
Regional Vice President ASEAN Palo Alto Networks Steven Scheurmann kepada ANTARA menjelaskan bahwa secara global ada tiga industri yang terdampak serangan, yakni manufaktur, layanan profesional dan hukum, serta teknologi tinggi.
Sementara di ASEAN, tiga teratas industri terdampak ialah manufaktur, retail, dan konstruksi.
Secara global, Amerika Serikat menjadi target utama serangan ransomware pada 2023 hingga meraup korban sebesar 47,6 persen, diikuti Inggris, Kanada, dan Jerman.
Sedangkan di ASEAN, Thailand adalah negara yang paling sering mendapat serangan ransomware, diikuti Singapura, Malaysia, dan Indonesia.[]