Data terbaru kemarin Kota Depok telah melaporkan 1.913 kematian terkonfirmasi Covid-19, ada ratusan orangtua yang masih memiliki anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Melansir dari Kompascom, Kepala DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari, menyatakan sedikitnya sudah 740 anak di Depok telah kehilangan orangtua akibat Covid-19 sejak 2020 hingga sekarang.
“Kata Pak Wali Kota, mereka adalah anak pejuang Covid-19. Kami tidak menamakan mereka anak yatim atau anak piatu, tetapi anak pejuang, karena orangtua mereka sudah berjuang melawan virus,” ungkap Nessi.
Ia menjelaskan, 740-an anak-anak ini berstatus yatim, piatu, maupun yatim piatu. Dengan kata lain, mereka telah kehilangan ibu, ayah, maupun ibu dan ayah karena orangtuanya itu meninggal akibat Covid-19. Di sisi lain, Nessi mengungkapkan, tren anak-anak di Depok yang kehilangan orangtua akibat Covid-19 sangat terasa belakangan ini.
740 Anak di Depok Kehilangan Orangtua karena Covid-19 Hal ini sejalan dengan meningkatnya tren kematian akibat Covid-19 saat pandemi gelombang kedua.
“Memang terasa. Kalau dulu kan tidak terlalu banyak, setelah tahun ini lumayan. Kami masih terus mendata,” sebut Nessi.
Pemetaan kebutuhan masing-masing anak DPAPMK disebut sedang fokus mendata anak-anak yang telah kehilangan orangtua akibat Covid-19.
“Kurang lebih anak-anak sekitar 740-an yang kehilangan orangtua, anak-anak, ya, bukan keluarga. Kan ada orangtua yang anaknya 2 atau 3, misalnya. Kalau keluarga ada sekitar 400-an,” ujar Nessi.
“Ada juga orangtua yang meninggal dua-duanya, meninggalkan 2 anak, yang satu masih SD, dan satu kuliah. Itu yang kuliah (di atas 18 tahun) juga kita masukkan ke dalam data karena memang orangtuanya sudah tidak ada. Jika anak itu sudah bekerja dan mampu, tidak kita masukkan. Tapi yang utama 0-18 tahun yang kita data,” ungkapnya.[]
sumber: kompas.com