KBMTV ID

Reputasi Kelam Tol Cipularang Akibat Kecelakaan Maut

Tol Cipularang
Reputasi Tol Cipularang yang makin terkenal sebagai tol kecelakaan maut | Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi

KBMTV.ID | Reputasi ruas tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sebagai jalan tol rawan kecelakaan, akan makin sering diingat masyarakat.

Mulai beroperasi tahun 2005 setelah diresmikan oleh Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersamaan dengan peresmian jalan Layang Pasupati di Bandung.

Kapolres Purwakarta AKBP Lilik Ardiansyah mengatakan bahwa daerah ini memang rawan kecelakaan karena kondisi jalannya yang cukup ekstrem.

“Rata-rata di situ rawan kecelakaan,” ujar Lilik yang dikutip wartawan, Senin 11 November 2024.

Pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang Kilometer (KM) 92, Senin sore (11/11/2024), saat kecelakaan terjadi, truk yang memicu tabrakan terpantau menggunakan gigi 4, sehingga gagal memanfaatkan sistem pengereman mesin atau engine brake.

Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan menjelaskan bahwa pengemudi truk seharusnya menggunakan gigi rendah di jalanan menurun untuk menjaga kontrol kendaraan.

“Dengan turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine brake secara maksimal,” ujar Aan yang dikutip wartawan, Senin (11/11/2024).

Daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100, di mana sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.

Pada ruas sepanjang 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat.

Kendati reputasi tol Cipularang yang terkenal rawan kecelakaan, jalan tol sepanjang 54 kilometer tersebut masih menjadi salah satu jalur tol yang paling diminati. Terutama karena jalur tersebut dapat mempersingkat waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung.

Waktu tempuh Jakarta-Bandung jika tidak macet hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit yang dihitung dari pintu masuk tol Cawang.

Catatan Kecelakaan Maut

Hasil penelitan Andre Jonathan Sihombing dan Hera Widyastuti Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tahun 2020, menyimpulkan ada 13 black spot (titik hitam) sepanjang 2015-2019.

Menurut penelitan tersebut, melalui collision diagram dan analisis perhitungan Black Site dan Black Spot, diketahui bahwa ruas jalan yang merupakan black site adalah ruas jalan Jatiluhur-Batas Wilayah Kepolisian Purwakarta. Sedangkan black spot  terletak pada ruas jalan tol Cipularang, Purwakarta.

Sementara itu, Jasamarga Tbk mencatat korban jiwa dari kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2014 hingga 2018 sebanyak 6.303 korban jiwa, sebanyak 1.261 korban per tahun dan sebanyak 106 setiap bulannya, berarti dapat dikatakan bahwa Tol Cipularang menelan 4 korban jiwa setiap harinya.

Sedangkan dari penelitian Deni Setiawan, Mayani Asima, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, tahun 2019, dikutip KBMTV.ID (13/11/2024), berdasarkan hasil analisisnya, pemetaan titik rawan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan tol Cipularang berada di ruas Jatiluhur Padalarang barat KM.84-KM.120  Ram  Jatiluhur.

Penelitian Deni dan Mayani, analisis yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan lalu lintas yaitu, pertama adalah  faktor  manusia  yang  disebabkan  oleh  kurang  antisipasi  sebanyak  1.688 kecelakaan,  mengantuk  1.568  kecelakaan sepanjang tahun 2014 hingga 2019.

Kemudian faktor kedua yakni faktor kendaraan.

“Disebabkan  oleh  ban  pecah  sebanyak  410, rem  blong  sebanyak  288  kejadian kecelakaan,” sebut penelitian tersebut.

Menurut Deni dan mayani, berdasarkan hasil analisis terdapat bahwa kecelakaan terjadi di hari libur dan jam kerja pada waktu 00.00 – 06.00 & 12.00 – 18.00 kondisi cauaca cerah.

“Sedangkan untuk faktor kondisi jalan pada KM 90-93 kecelakaan terjadi karena kondisi jalan terdiri dari tikungan dan tanjakan,” paparnya.

Reputasi Tol Cipularang

Penyanyi dangdut Saiful Jamil beserta keluarganya pada tahun 2011, sempat menjadi korban dari jalan tol Cipularang tepatnya di KM 96+800 ruas Padalarang di sisi menuju arah Jakarta dari Bandung pada 3 September 2011.

Mobil yang dikendarai Saiful dalam kecepatan tinggi, tiba-tiba terguling-guling dan menabrak pagar beton pembatas jalan.

Kepala Humas Jasa Marga Purbaleunyi, Iwan Mulyawan mengatakan, kecelakaan itu merupakan kecelakaan tunggal alias tidak melibatkan kendaraan atau pemakai jasa lain.

“Virginia meninggal di lokasi kejadian. Sementara Saiful Jamil dibawa ke RS Efarina Etaham, Purwakarta,” katanya. Purwakarta memang lokasi paling dekat dengan tempat kecelakaan terjadi.

Pada saat kecelakaan, Istri Saiful Jamil, Virginia yang duduk di sisi kanan, tewas seketika. Sementara itu, tiga penumpang lainnya, yakni Hafiah, Imas Irma, dan Arum Suharti, mengalami luka berat. Adapun Saiful beserta Qory mengalami luka ringan.

Kondisi jalan tol yang lurus dengan tanjakan dan turunan yang tak terlalu curam di daerah perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat itu sering kali dimanfaatkan pengemudi untuk memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi.

Faktor kelalaian pengemudi dan kondisi kelaikan kendaraan menjadi satu dari sekian sebab utama kecelakaan.

Selang empat hari kemudian, pada 7 September 2011 di pagi hari, kecelakaan terjadi lagi di KM 93 tol. Lokasinya berada 4 km dari titik kecelakaan Saipul Jamil pada 4 hari sebelumnya. Sebuah mobil bermuatan 18 orang menabrak truk dan menewaskan 6 orang, membuat 3 orang terluka.

Kemudian pada 22 Desember 2012, sekitar pukul 04.00 WIB, di KM 100 dari Bandung arah Jakarta, terjadi kecelakaan maut yang menewaskan 7 orang di lokasi kejadian dan 31 orang luka-luka.

Ketika melintasi jalan Tol Cipularang KM 100, bus yang dikemudikan Sarjimin itu tiba-tiba oleng hingga sempat pindah ke lajur lambat. Setelah itu, kecelakaan maut antara bus dengan truk tronton pengangkut pasir tak terhindarkan.

Bus yang ditumpangi warga Purbalingga, Jawa Tengah, yang akan berwisata ke Masjid Kubah Emas, Depok ini hancur pada bagian depannya.

AKP Irwansyah dari Polres Cimahi, mengatakan, kecelakaan itu terjadi diduga akibat pengemudi bus mengantuk, sampai oleng hingga terjadi tabrakan hingga mengakibatkan tujuh penumpang bus meninggal dunia di lokasi kejadian.

Belakangan diketahui, kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah truk tronton bernopol B 9752 SYT dan bus pariwisata R 1696 EA. Polisi mengatakan sopir bus terbukti telah mengisap ganja.

Kecelakaan 2016

Kecelakaan beruntun juga terjadi pada tahun 2016, bus Primajasa bermuatan 40 orang penumpang yang menabrak truk dan minibus Daihatsu Grand Max. Pada peristiwa itu mengakibatkan seorang meninggal dunia di Jalan Tol Cipularang Km 73.200/B Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, 6 September 2016.

Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus menyebutkan korban meninggal dalam kecelakaan beruntun tersebut, yakni kernet bus, dan tiga orang korban lainnya mengalami luka-luka.

“Akibat kejadian kecelakaan lalu lintas tersebut kernet meninggal dunia di tempat kejadian perkara, dan tiga orang penumpang lainnya mengalami luka-luka,” kata Yusri.

Menurut Yursi, peristiwa itu bermula ketika Bus PO Primajasa nomor polisi B 7409 PV bermuatan 40 penumpang dari arah Bandung menuju Jakarta, tiba-tiba melaju tak terkendali.

Polisi menduga sopir bus mengantuk, lalu menabrak bagian belakang kendaraan Dum truk Mitsubishi nomor polisi F 9888 AB hingga terguling.

Bus tersebut lalu oleng ke kanan dan menabrak kendaraan Grand Max Daihatsu nomor polisi D 8571 EG yang sedang melaju di jalur cepat.[]

Berita Terkait