KBMTV ID

WHO Optimis Tingkatkan Penyaluran Bantuan Saat Gencatan Senjata

Anak Palestina
Seorang anak perempuan kecil menunggu untuk mengisi wadah air di Gaza. | Foto: Dok UNWRA

KBMTV.ID | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB menyatakan optimisme atas potensi meningkatnya penyaluran bantuan kemanusiaan yang besar di wilayah yang hancur setelah adanya gencatan senjata oleh Israel di Palestina.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Rik Peeperkorn, pada Jumat (17/1/2025) mengatakan targetnya dapat menyalurkan bantuan 500-600 truk per hari.

“Targetnya adalah untuk mendapatkan antara 500 dan 600 truk per hari selama beberapa minggu mendatang ,” kata Dr. Rik Peeperkorn di Yerusalem dikutip dari laman resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Tantangannya sangat besar dan menakutkan, karena kekurangan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang kronis dan parah,” kata Rik.

Untuk itu, Rik mengatakan, rencananya pengiriman bantuan akan dimulai pada hari Minggu 18 Januari 2025, saat dimulainya gencatan senjata.

“Kami telah memesan klinik dan rumah sakit sementara yang sudah dibangun sebelumnya, yang akan kami integrasikan ke dalam fasilitas yang sudah ada. Kemudian mengintegrasikan fasilitas kesehatan yang sudah ada sebagai bagian dari itu, untuk menambah kapasitas tempat tidur yang dibutuhkan, menangani kebutuhan kesehatan yang mendesak, dan memberikan layanan kesehatan,” tambahnya.

Ia menuturkan, penyakit menyebar dan risiko kelaparan tetap tinggi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk ditangani.

“Terutama ketika lebih dari 12.000 pasien yang sepertiganya anak-anak masih menunggu evakuasi untuk perawatan khusus,” kata veteran kemanusiaan PBB itu.

Baca juga: Tentara Israel Paksa Keluar Pasien dan Staf Medis RS Indonesia di Gaza

Selama berlangsungnya serangan Israel di Gaza, kelompok kemanusiaan telah berulang kali  memperingatkan bahwa krisis warga sipil di Gaza telah mencapai tingkat yang sangat parah.

Menurut pihak berwenang, sejak serangan Israel pada Oktober 2023, lebih dari 46.000 orang tewas dan lebih dari 110.000 orang terluka – seringkali dengan cedera yang mengubah hidup.

Namun, menurut data WHO,  laju evakuasi berjalan sangat lambat. Dari 1.200 permintaan evakuasi  antara bulan November dan Desember 2024, hanya 29 yang dapat dievakuasi atau hanya 2,4 persen.

Sejak Oktober 2024, sistem layanan kesehatan di Gaza telah hancur, hanya setengah dari 36 rumah sakitnya yang saat ini beroperasi.

Infrastruktur kesehatan yang penting terus menjadi sasaran, WHO juga mencatat sebanyak 664 serangan telah terjadi pada layanan kesehatan, menyebabkan kematian di kalangan warga sipil dan pekerja medis, juga merusak fasilitas kesehatan yang vital.

Meskipun kondisinya mengerikan, WHO bermaksud untuk menerapkan rencana tanggap darurat kesehatan selama 60 hari setelah gencatan senjata dimulai.

Tanggap darurat ini termasuk upaya meningkatkan kesehatan yang ada, mendirikan klinik medis sementara, dan memulihkan layanan kesehatan penting.

Upaya ini juga akan difokuskan pada penanggulangan kekurangan gizi, memperkuat pengawasan penyakit, dan menyediakan pasokan medis ke daerah-daerah yang selama ini sulit diakses.[]

Berita Terkait