KBMTV.ID | Wacana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang paksa me-relokasi warga Palestina dari Gaza mendapat sambutan kutukan keras dari pemerintah Indonesia dan dunia.
“Tindakan semacam itu akan menghambat terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sebagaimana dicita-citakan oleh Solusi Dua Negara berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rabu.
Menurut pernyataan tertulis Kemlu RI di dalam media sosial, Indonesia terus menyerukan kepada komunitas internasional untuk memastikan hukum internasional senantiasa dipatuhi terkait isu Palestina.
Untuk itu, Indonesia mengutuk keras segala upaya maupun wacana apapun untuk secara paksa merelokasi warga Palestina dari tanah airnya ataupun mengubah komposisi demografis wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Menerutu Kemlu, hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri serta hak dasar mereka untuk kembali ke tanah air mereka juga harus dijamin.
Indonesia juga kembali menegaskan bahwa satu-satunya jalan yang pantas bagi mewujudkan perdamaian abadi di wilayah Palestina serta kawasan Timur Tengah adalah dengan menyelesaikan akar penyebab konflik.
Akar penyebab konflik tersebut, menurut pernyataan Kemlu RI, adalah aktivitas pendudukan ilegal dan berkepanjangan yang dilakukan Israel atas wilayah Palestina.
Sebelumnya diberitakan, tak cukup mewacanakan relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (4//2024) menyatakan bahwa AS berencana mengambil alih Jalur Gaza.
Sembari menyatakan bahwa relokasi tersebut akan bersifat “permanen”, Trump mengeklaim bahwa warga Gaza sebenarnya tak mau kembali ke Gaza dan satu-satunya alasan mereka kembali adalah karena tidak punya pilihan.
“Jika mereka punya pilihan, pasti mereka memilih tidak kembali ke Gaza dan tinggal di tempat lain yang indah dan lebih aman,” kata Trump saat bertemu kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu.
Perrnyataan Trump ini sangat terang-benderang dan nyata-nyata mendukung Israel untuk mengusir warga Palestina di Gaza dengan dalih memerangi perlawanan HAMAS sebagai organisasi perjuangan Palestina.
Wacana kurang akal sehat dari seorang Presiden negara sebesar AS ini, bukan diaaminkan begitu saja oleh warga senegaranya. Senator AS Chris Murphy dari partai Demokrat dalam pernyataan di media sosial X, menyatakan Trump sudah kehilangan akal.
“Dia benar-benar kehilangan akal,” kata Murphy, seorang Demokrat, di X.
“Invasi AS ke Gaza akan menyebabkan pembantaian ribuan tentara AS dan perang selama puluhan tahun di Timur Tengah. Itu seperti lelucon yang buruk dan menjijikkan.”
Selain itu Senator AS Chris Van Hollen dalam posting di media sosial yang sama menyatakan ini pembersihan etnis.
“Usulan Trump untuk mengusir dua juta warga Palestina keluar dari Gaza dan mengambil alih ‘kepemilikan’ dengan paksa, jika perlu, hanyalah pembersihan etnis dengan nama lain,” kata Van Hollen, seorang Demokrat.
“Deklarasi ini akan memberi amunisi kepada Iran dan musuh lainnya sambil melemahkan mitra Arab kita di kawasan tersebut.”
Van Hollen mengatakan usulan Trump “menentang dukungan bipartisan Amerika selama puluhan tahun untuk solusi dua negara… Kongres harus menentang skema yang berbahaya dan gegabah ini.”
Arab Saudi yang selama ini menjadi sekutu dekat AS di Timur Tengah, dikutip KBMTV.ID,) dari Al-Jazeera, Selasa (5/2/2025,mengatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya menolak segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan menggambarkan pendiriannya sebagai “jelas dan eksplisit” serta tidak dapat dinegosiasikan.
“Arab Saudi juga menegaskan kembali penolakan tegas yang telah diumumkan sebelumnya terhadap segala bentuk pelanggaran hak-hak sah rakyat Palestina, baik melalui kebijakan pemukiman Israel, aneksasi tanah Palestina, atau upaya penggusuran rakyat Palestina dari tanah mereka,” katanya.[]