KBMTV ID

Militer Israel Mulai Persiapkan Pengusiran Dua Juta Warga Palestina

Warga Pelestina
Sekitar dua juta warga Palestina terancam kehilangan tanah kelahirannya setelah Presiden AS Donald Trump putuskan pengambilalihan Gaza | Foto: Samar Abu Elouf / NYT / Redux

KBMTV.ID | Kementerian Pertahanan Israel telah menyusun rencana  militer untuk lakukan pengusiran kepada dua juta warga Palestina di Gaza secara sukarela.

Setelah solusi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kontroversial untuk merelokasi warga Palestina di Gaza, Israel pun tak sungkan lagi untuk menjalankan rencana tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Kamis (6/2/2025) memerintahkan angkatan bersenjata untuk menyusun rencana yang memungkinkan warga Palestina meninggalkan Gaza secara sukarela.

“Saya telah menginstruksikan IDF (militer) untuk menyiapkan rencana guna memungkinkan keberangkatan sukarela bagi warga Gaza’.

Menurutnya, warga Palestina akan memiliki opsi untuk pergi ke negara mana pun yang bersedia menerima mereka.

Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan pemindahan paksa warga Palestina dapat dianggap sebagai pembersihan etnis, Trump bersikeras memaksakan pendapatnya dengan menyatakan  semua orang menyukai rencana tersebut

Ia bahkan mengeklaim rencana itu akan melibatkan Amerika Serikat mengambil alih Gaza, meskipun rincian tentang pemindahan lebih dari 2 juta warga Palestina belum jelas.

Setelah kritik muncul, pemerintah Trump tampak menarik kembali pernyataannya, dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan, pemindahan warga Gaza akan bersifat sementara.

Rubio menanggapi kritik terhadap rencana Trump dengan mengatakan, mereka yang menentang harus memberikan solusi dan jawaban atas masalah tersebut.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres menegaskan pentingnya menghindari pembersihan etnis.

Dalam pertemuan komite PBB pada Rabu (5/2/2025), Guterres menyatakan di tengah sorotan terhadap komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait relokasi warga Gaza.

“Dalam mencari solusi, kita tidak boleh memperburuk masalah. Sangat penting untuk tetap setia pada dasar hukum internasional. Sangat penting untuk menghindari segala bentuk pembersihan etnis,” ujar Guterres, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengecam rencana tersebut, menyatakan pernyataan Trump menunjukkan niat untuk menduduki wilayah Gaza.

“Pernyataan Trump tentang Washington yang mengambil alih kendali Gaza sama saja dengan deklarasi terbuka tentang niat untuk menduduki wilayah itu. Gaza adalah milik rakyatnya dan mereka tidak akan pergi,” tegasnya, dikutip dari AFP.

Sedangkan warga Palestina yang tinggal di Gaza menegaskan komitmen mereka untuk tetap tinggal.

Bagi mereka, setiap upaya pemindahan mengingatkan pada “Nakba” atau “malapetaka”, yang merujuk pada pemindahan massal warga Palestina selama pembentukan Israel pada tahun 1948.

“Mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, tetapi kami akan tetap teguh di tanah air kami,” kata Ahmed Halasa (41), seorang warga Gaza.[]

Berita Terkait

KBMTV

FREE
VIEW