KBMTV.ID – Mantan Panglima Komando Pasukan Gabungan Inggris, Sir Richard Barrons, memperingatkan jika Presiden Rusia Vladimir Putin bisa saja mengerahkan senjata nuklir di Ukraina jika dia merasakan adanya kekalahan strategis.
“Jika Putin merasakan kekalahan strategis, dia kemungkinan akan menggunakan senjata nuklir taktis,” kata Barrons, mengutip Express, Senin (8/8/2022).
Putin sebelumnya memang telah memperingatkan masyarakat internasional agar tidak terlibat dalam perangnya dengan Ukraina. Ia juga mengatakan intervensi akan mengarahkan situasi pada konsekuensi yang belum pernah ada dalam sejarah dunia.
Setelah meluncurkan serangan ke Ukraina, Putin menempatkan program nuklir Rusia dalam siaga tinggi. Bahkan pada April, menteri luar negeri Sergei Lavrov mengatakan risiko konflik nuklir cukup besar.
Sarana Pemaksaan
Lebih jauh Barrons mengungkapkan, Rusia sebagai akan menggunakan senjata nuklir kecil untuk menimbulkan kerusakan yang hebat pada lawan sebagai sarana pemaksaan.
Barrons menunjukkan skenario Rusia yang telah mengklaim wilayah Ukraina, seperti wilayah Donetsk dan Luhansk yang membentuk Donbas, hal ini menginspirasi pasukan Ukraina untuk membalas.
“Sebelum akhir tahun ini, Rusia akan menyatakan wilayah Ukraina yang diduduki sebagai bagian dari negara Rusia,” kata Barons.
“Jika Ukraina menyerang di wilayah perbatasan yang telah mendeklarasikan diri dan berafiliasi kepada Rusia itu, maka penggunaan senjata nuklir untuk menghentikan serangan pasukan Ukraina ke wilayah baru ini sudah akan siap,” katanya.
Kota Kramatorsk di Ukraina, dengan sekitar 150.000 penduduk, hanya beberapa mil dari garis depan Donetsk, bisa menjadi target serangan nuklir terbatas.
“Menurut Nukemap, hulu ledak 10 kiloton yang meledak pada ketinggian 2.200 kaki di atas kota itu, akan menghasilkan bola api dengan radius sekitar 500 kaki. Paparan radiasi yang fatal dengan luas cakupan hingga sekitar 0,6 mil. Kerusakan ledakan yang cukup untuk meruntuhkan bangunan dan menyebabkan luka bakar tingkat tiga satu mil jauhnya,” jelasnya.
“Itu akan memecahkan jendela sejauh 2,6 mil,” ujarnya,
Akibat yang lebih luas akan akan menciptakan rasa bahaya yang besar di seluruh dunia.
“Ini akan menjadi penggunaan pertama senjata nuklir selama 77 tahun, melanggar aturan kesepakatan internasional, sulit membayangkan jika Rusia sampai menjadikan serangan nuklir ini sebagai pembenaran dari tujuan,” tambahnya.[]