KBMTV ID

Capaian 100 Hari Kerja, BUMN Perlu Libatkan Pelaku Industri Dalam Negeri

Sritex
Karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau biasa dikenal Sritex sebelum ditanyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang | Foto: Ilustrasi / dok

KBMTV.ID | Capaian 100 hari kerja BUMN untuk mendukung program Asta Cita, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian BUMN melibatkan 16 kementerian dan enam badan strategis.

“Kolaborasi lintas kementerian dan badan ini menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan,” ujar Erick Thohir, Selasa (21/1/2025).

Selain itu, Erick Thohir juga menggerakkan Kementerian BUMN melakukan kerja sama dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM hingga Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional untuk mempercepat hilirisasi komoditas pertambangan.

Menanggapi langkah Erick Thohir itu, Handoyono Aruman  dari segmen akademisi dan alumni yang mendalami dinamika hubungan antara dunia usaha dan kebijakan ekonomi, menilai kerja sama antara BUMN dan industri dalam negeri harus lebih intensif.

“Kerja sama antara BUMN dan industri dalam negeri harus lebih intensif, tidak hanya dalam aspek bisnis tetapi juga dalam penciptaan ekosistem yang saling mendukung,” Kata Handoyono dalam keterangan tertulis yang diterima KBMT.ID, Senin (21/1/2025).

Menurutnya, kolaborasi ini akan membuka banyak peluang bagi industri domestik untuk tumbuh lebih pesat, tanpa ketergantungan yang berlebihan pada impor dari luar negeri.

“BUMN harus memainkan peran sebagai katalisator dalam mendukung sektor industri dalam negeri. Terutama dalam hal investasi, riset dan pengembangan (R&D), serta teknologi. Dengan demikian, industri lokal bisa lebih kompetitif dan memiliki daya saing di pasar global,” ujar Handiyono, yang juga aktivis 98.

Handiyono juga menekankan pentingya peningkatan kualitas Sumber daya Manusia (SDM) untuk kemandirian industri. Dalam hal ini program pendidikan dan pelatihan yang bersertifikat, sesuai dengan standar industri, akan membantu memenuhi kebutuhan keterampilan yang semakin spesifik di dunia industri.

“Pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja yang tersertifikasi. Peningkatan kualitas SDM dan keberlanjutan ekonomi berbasis kemandirian industri menjadi pilar penting dalam mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih sejahtera dan mandiri,” imbuhnya.

Untuk itu menurutnya, kerja sama antara BUMN dengan industri dalam negeri, termasuk pemberdayaan UMKM, merupakan bagian tak terpisahkan dari visi besar Asta Cita pemerintahan Prabowo.

“Tenaga kerja yang terampil dan terampil sangat penting dalam era industri 4.0. Peningkatan kualitas SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri adalah langkah krusial yang harus diprioritaskan,” kata Handiyono.

Ia mengingatkan bahwa di tengah upaya besar pemerintahan Prabowo untuk mewujudkan Asta Cita, di dalamnya ada delapan visi pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan rakyat dan kemandirian ekonomi.

Terpisah, Perwakilan Forum Segmen Indonesia Maju dari segmen UMKM, Revitriyoso Husodo mengingatkan, BUMN memberikan perhatian serius diberikan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurutnya, sektor ini memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional, namun sering kali terkendala dalam hal standar kualitas dan kapasitas produksi.

“Untuk itu, penguatan standar kualitas UMKM harus diakselerasi dengan adanya binaan dari BUMN dalam Pemberdayaan UMKM yang berbasis pada standar yang jelas dan peningkatan kualitas produk akan memberikan dampak langsung pada peningkatan daya saing produk lokal di pasar domestik maupun internasional,” ujar Revitriyoso.[]

Berita Terkait