KBMTV ID

Empat Wilayah Ukraina Menang Jejak Pendapat Gabung Rusia, Ukraina Bersiap Dapat Ancaman Serangan Nuklir

referandum
Petugas pemungutan suara referandum suara menunggu pemilih diantara gedung-gedung yang rusak di Donetsk People's Republic (DPR), Mariupol, Ukraina, September 25, 2022 | REUTERS/Alexander Ermochenko

KBMTV.ID – Selama satu minggu terakhir hasil jejak pendapat di empat wilayah di Ukraina Timur yang dalam pendudukan, mengklaim kemenangan mayoritas untuk bergabung dengan Rusia.

Zaporizhzhia selatan, Kherson selatan, Lugansk Timur dan Donetsk baru saja melakukan jejak pendapat untuk bergabung dengan Rusia atau Ukraina.

Badan jajak pendapat lokal di wilayah Zaporizhzhia selatan mengatakan 93,11% pemilih memilih aneksasi Rusia. Di Kherson selatan, 87,05% pemilih juga memilih bergabung dengan Rusia.

Di wilayah Lugansk timur angkanya mencapai 98,42%. Sedangkan di Donetsk badan pemungutan suara mengatakan 99,23%.

“Kami semua sudah menginginkan ini untuk waktu yang sangat lama,” kata pemimpin separatis yang didukung Kremlin di Donetsk, Denis Pushilin, tulis kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti yang melansir dari AFP, Rabu (28/9/2022).

“Kami bersatu kembali dengan tanah air kami yang hebat, dengan Rusia yang hebat,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri akan mengumumkan begarbungnya empat wilayah itu resmi begabung ke Rusia pada Jumat pekan ini. Ia akan menyampaikannya di depan majelis parlemen Rusia, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen.

“Para pemimpin Rusia hampir pasti berharap bahwa setiap pengumuman aksesi akan terlihat sebagai pembenaran dari ‘operasi militer khusus’ dan akan mengkonsolidasikan dukungan patriotik untuk konflik tersebut,” kata laporan itu.

“Aspirasi ini kemungkinan akan rusak oleh meningkatnya kesadaran domestik tentang kemunduran medan perang Rusia. Seperti kegelisahan baru-baru ini yang signifikan tentang pengumuman mobilisasi parsial minggu lalu,” tambahnya.

Perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung tujuh bulan. Hingga kini sedikitnya 5.000 lebih warga sipil tewas.

Tuntutan Makar

Sementara Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swiss Blick, bahwa bahwa warga Ukraina yang telah membantu Rusia mengatur referendum aneksasi akan menghadapi tuduhan makar dan setidaknya lima tahun penjara.

“Kami memiliki daftar nama orang-orang yang terlibat dalam beberapa cara,” katanya.

Ia menambahkan bahwa warga Ukraina yang karena terpaksa memilih tidak akan dihukum.

Pejabat Ukraina telah melaporkan penduduk dipaksa untuk memilih di depan pasukan Rusia di depan pintu rumah mereka.

“Pasukan Rusia membawa kotak suara dari pintu ke pintu, kemudian penduduk terpaksa memilih di depan pasukan Rusia,” katanya.

Podolyak melanjutkan, Ukraina sedang mempersiapkan kemungkinan serangan nuklir Rusia, tetapi ia mengatakan tanggung jawab ada pada negara-negara bersenjata nuklir untuk mencegah Rusia.

“Di mana tepatnya kita harus mengevakuasi orang jika terjadi serangan nuklir Rusia terhadap Ukraina?” tanya dia.

“Itulah mengapa penggunaan senjata nuklir adalah masalah keamanan global – ini bukan lagi hanya tentang Ukraina.”[]

Berita Terkait