KBMTV.ID | Pemajuan kebudayaan sudah waktunya koloborasi, karena sejatinya kedudayaan bukan hanya pada dinas kebudayaan atau kemedikbudristek saja.
Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Judi Wahjudin mengatakan kepada KBMTV, Minggu (10/12/2023) di Bogor Jawa Barat.
“Dalam identifikasi kami ada 30 lembaga dan badan yang memiliki program dan kegiatan terkait dengan bidang kebudayaan, jadi sudah waktunya kolaborasi,” ungkap Judi.
“Misalnya, saya ambil contoh untuk fisik di PUPR, untuk hilirnya itu di Kemen Parekraf, untuk keterampilan itu ada di UMKM dan kooperasi. Sementara Kemendikbudristek itu terkait dengan pelestarian untuk tradisi dan warisan budaya bersifat kebendaan yang hampir punah,” terang Judi.
Ia mengajak agar kementerian dan lembaga terkait juga turut serta dalam pemajuan kebudayaan.
“Jadi mari kita ubah, maindset kita, kalau bidang kebudayaan itu bukan hanya ditangani oleh bidang yang menangani bidang kebudayaan saja. Karena kebudayaan tersebar di semua OPD dan di semua kementerian dan lembaga,” ujarnya.
Sosialisasi Budaya
“Sebetulnya kalau kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi itu, masing-masing direktorat ada kuota sosialisasi, pertemuan dan lain-lain, tapi levelnya nasional. Karena sejatinya kebudayaan itu kan bukan hanya dinas kebudayaan saja, atau bukan hanya kemenikbudristek saja, tetapi tersebar di kementerian dan lembaga lainnya,” jelasnya.
Kemendikbudristek melaksanakan kegiatan Sosialisasi Analisis Ekosistem Kebudayaan (Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan), berlangsung di Bogor (10/11/2023).
Kegiatan melibatkan pelajar, mahasiswa dan budayawan, dengan harapan adanya peningkatan literasi terkait apa itu objek pemajuan kebudayaan.
“Ini sebenarnya stimulan dari kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi, karena kewajiban kita semua sebetulnya dengan menghadirkan mereka. Mudah-mudahan muncul ide-ide kreatif khususnya terkait dengan tayangan di media sosial,” ungkap Judi.
Kegiatan sosialisasi melibatkan penampilan pantun, pencak silat, angklung kubrak dan warisan budaya tak benda.
“Jadi dikenalkan secara audiovisual, ada pantun, ada silat gitu ya, dan terakhir ada angklung kubrak yang merupakan warisan budaya tak benda tingkat nasional dari Bogor. Harapannya ada kebersamaan, keterkaitan dan peningkatan wawasan, khususnya kepada para pelajar,” pungkasnya. [] Emos.