KBMTV ID

Pelabuhan Eilat Israel Bangkrut, Tidak Ada Kapal Berlabuh

Pelabuhan Eilat Israel harus menyatakan bangkrut karena tidak ada kapal berlabuh | Foto: ynetnews (Yair Sagi)

KBMTV.ID|  Pelabuhan Eilat di Israel secara dinyatakan bangkrut hingga harus ditutup total untuk sementara waktu, surat kabar Israel Calcalist melaporkan.

“Harus diakui bahwa pelabuhan ini berada dalam kondisi bangkrut,” jelas CEO pelabuhan Eilat, Gideon Golber mengutip dari Anadolu, Rabu (18/7/2024).

“Hanya satu kapal yang datang ke sini dalam beberapa bulan terakhir. Pihak Yaman telah secara efektif menutup akses ke pelabuhan,” imbuhnya.

Penutupan terjadi setelah milisi Houthi Yaman melakukan blokade di kawasan Laut Merah.

Tak hanya itu Houthi juga turut melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal kargo milik perusahaan Israel dan para sekutunya yang melintas di Laut Merah. Houthi juga berulang kali membombardir pelabuhan Eliat yang menjadi pusat perekonomian Israel.

Sebelum dinyatakan bangkrut, Golber mengatakan bahwa telah terjadi penurunan operasi sebesar 85 persen usai biaya pengiriman impor-ekspor melonjak akibat Yaman melarang kapal menyeberang ke Israel.

Sementara ketua dan pemilik pelabuhan iAvi Hormero, mengirimkan surat “mendesak” kepada Menteri Transportasi Miri Regev untuk meminta pertemuan mengenai “kondisi kritis” pelabuhan tersebut.

“Akibat blokade dan penutupan Selat Bab al-Mandeb, mitra saya dan saya, sebagai pemilik pelabuhan, telah menanggung biaya pemeliharaan dan gaji karyawan yang sangat besar selama delapan bulan terakhir,” kata Hormero dalam surat tersebut.

“Kami yakin tidak ada bisnis lain yang menghadapi tantangan seperti yang kami hadapi saat ini,” tambahnya.

Hormero menyatakan tidak ada pilihan selain memberhentikan pekerja.

“Mengingat hal di atas, sayangnya, kami tidak punya pilihan selain mulai memberhentikan sekitar 50 hingga 60 pekerja, dan hanya menyisakan staf penting di pelabuhan,” kata Hormero.

Saat ini, sekitar 120 orang dipekerjakan di pelabuhan tersebut.

Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 38.000 jiwa. Namun imbas serangan ini pelabuhan terbesar Israel mengalami penurunan pendapatan yang tajam dalam kegiatan komersial.

Alasan ini yang menyebabkan Israel merugi hingga sepuluh setengah miliar shekel, atau sekitar 3 miliar dolar AS akibat terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab.

Hingga akhirnya pada awal bulan ini pelabuhan Eilat meminta pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan karena pelabuhan ini tidak aktif sejak Tel Aviv meluncurkan perang di Gaza pada Oktober tahun lalu.

“Sejak Houthi mengumumkan pemblokiran Bab-el-Mandeb, kapal-kapal takut melewati perjalanan mereka ke Eilat dan memilih rute yang melewati seluruh benua Afrika dengan cara yang memperpanjang durasi perjalanan sebesar sekitar 20 hari,” kata Golber.[]

Berita Terkait